TIMES JATIM, GRESIK – Untuk meningkatkan produksi pupuk NPK bersubsidi, Petrokimia Gresik menerapkan teknologi Flex-Phos melalui modifikasi Pabrik Fosfat I menjadi Pabrik Phonska V. Inovasi ini menjadi upaya perusahaan untuk memastikan kelancaran produksi subsidi yang ditugaskan Presiden, Prabowo Subianto.
Selain itu, penerapan teknologi ini semakin memperkokoh posisi Petrokimia Gresik sebagai kiblat teknologi pupuk majemuk di Indonesia, sekaligus menjadi produsen pupuk NPK terbesar di tanah air.
"Proyek Phonska V dengan Teknologi Flex-Phos merupakan langkah strategis Petrokimia Gresik untuk memenuhi kebutuhan pupuk NPK yang terus meningkat, serta menjawab tantangan industri pupuk di masa depan," kata Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, Kamis (30/10/2025).
Dirut Daconi mengungkapkan Pabrik Fosfat I, yang sebelumnya hanya bisa digunakan untuk produksi pupuk fosfat, mengalami keterbatasan dalam fleksibilitas produksi, sehingga perlu dilakukan modifikasi agar dapat tetap beroperasi secara optimal.
Sekarang, pabrik tersebut mampu memproduksi pupuk NPK Chemical Reaction, dengan tidak meninggalkan kemampuannya memproduksi pupuk fosfat (SP-36, SP-26, dan Phosgreen).
"Pabrik ini dapat memproduksi NPK dengan jumlah yang lebih banyak, sehingga dapat memastikan ketersediaan pupuk nasional dengan kualitas unggul, sekaligus meningkatkan omzet serta daya saing bagi Petrokimia Gresik," tandas Daconi.
Adapun implementasi inovasi ini memberikan dampak positif bagi perusahaan. Dari segi kualitas, pupuk NPK dan pupuk fosfat yang dihasilkan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dari aspek biaya, inovasi ini menghilangkan potensi kerugian Rp8,92 miliar setiap bulan atau Rp107,1 miliar per tahun akibat kehilangan produksi pupuk fosfat.
Sebaliknya, inovasi ini menghasilkan keuntungan langsung bagi perusahaan sebesar Rp175,86 miliar per tahun dari produksi pupuk NPK dan pupuk fosfat yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.
Selain itu, inovasi ini memberikan value creation kepada perusahaan sebesar Rp23,1 miliar serta memberikan penghematan biaya investasi proyek dengan skema swakelola senilai Rp28,2 miliar.
"Secara keseluruhan, Teknologi Flex-Phos tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi dan menekan biaya operasional, tetapi juga memastikan keberlanjutan produksi pupuk di dalam negeri. Dengan demikian, inovasi ini berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional melalui peningkatan ketersediaan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi yang lebih stabil dan berkelanjutan," tutup Daconi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Petrokimia Gresik Tingkatkan Produksi Pupuk NPK Subsidi
| Pewarta | : Akmalul Azmi |
| Editor | : Deasy Mayasari |