TIMES JATIM, BANYUWANGI – Pada Selasa kemarin (29/6/2021) sekitar pukul 18.07 WIB, terjadi insiden tenggelamnya kapal Feri KMP Yunicee di Selat Bali. Hingga kini, masih belum ada keterangan secara resmi terkait penyebab pasti tenggelamnya kapal yang membawa puluhan kendaraan besar dan penumpang tersebut.

Penelusuran TIMES Indonesia, kapal Feri KMP Yunicee ini diproduksi pada tahun 1992. Hingga tahun 2021 ini, kapal tersebut sudah beroperasi melayani penumpang selama 29 tahun dibawah bendera Indonesia dan dioperasikan oleh PT Ply Surya Timur Line.

KMP Yunicee, ini merupakan sebuah kapal jenis kargo atau penumpang yang terdaftar di International Maritime Organizations (IMO) dengan nomor 8875748. Juga terdaftar di Maritime Mobile Service Identity (MMSI) dengan nomor 525022043.

Memiliki panjang sekitar 57 meter dengan lebar sekitar 10,2 meter. Dengan volume tonase kotor 922 GRT dan Dead weight (t) 93. Kapal penumpang ini mampu melaju dengan kecepatan 4,3 knot/jam. Untuk garis air dengan lunas kapal setinggi 2,3 meter.

Dengan spesifikasi tersebut, KMP Yunicee diketahui mampu membawa penumpang dengan kapasitas 300 orang dan menampung 40 unit kendaraan roda empat. Sedangkan untuk roda dua, kapal ini cukup mumpuni mengangkut sekitar 98 unit motor sekaligus.

Saat peristiwa tenggelamnya KMP Yunicee terjadi di Selat Bali, kapal tersebut diketahui membawa 25 kendaraan dengan puluhan penumpang di dalamnya.

Setidaknya ada 17 unit golongan V B berupa kendaraan truk muatan dengan panjang lebih dari 5 meter. Kemudian 5 unit golongan IV A berupa kendaraan mobil pribadi dengan panjang kurang dari 5 meter. Untuk golongan IV B berupa kendaraan muatan bak terbuka dengan panjang kurang 5 meter berjumlah 1 unit. KMP Yunicee juga mengangkut 2 kendaraan roda dua.

Untuk jumlah penumpang sendiri, hingga berita ini ditulis masih belum diketahui secara pasti. Ini karena, manifes penumpang dari pihak KMP Yunicee sendiri terbilang tidak akurat. Berdasarkan manifes KMP Yunicee, ada total sebanyak 57 orang. Terdiri dari 41 penumpang, 13 awak kapal dan 3 orang kantin.

Dari 41 penumpang berdasarkan manifes KMP Yunicee, tercatat 23 orang merupakan warga Banyuwangi dan 13 orang warga Bali. Sedang 5 orang diantaranya tidak tercantum alamat.

Dari 5 penumpang yang tidak memiliki keterangan tersebut, 4 diantaranya pada manifes KMP Yunicee tertulis memiliki NIK yang sama persis.

Di sisi lain, terdapat keterangan berbeda setelah dilakukan upaya evakuasi. Dari korban tenggelamnya kapal Feri KMP Yunicee di Selat Bali, baik korban selamat atau meninggal, Basarnas Bali mencatat sebanyak 59 orang. Informasi terbaru, ada tambahan sebanyak 23 nama yang sudah diidentifikasi namun tidak terdaftar kedalam manifes manapun. Jumlah tersebut belum termasuk orang yang masih belum ditemukan. (*)