TIMES JATIM, SURABAYA – Daur ulang adalah sebuah upaya terbaik untuk mengolah limbah menjadi sesuatu yang bisa kembali dimanfaatkan bahkan berharga. Melalui daur ulang, limbah tak hanya menjadi limbah yang menumpuk dan memperparah kondisi lingkungan. Salah satu limbah terbanyak di bumi ini adalah limbah logam.
Apalagi sejak era teknologi berkembang pesat. Beruntungnya logam adalah termasuk limbah yang paling mudah untuk didaur ulang, sehingga bisa kembali digunakan sebagai material yang bermanfaat.
Namun masih sedikit orang yang mengetahui bagaimana proses daur ulang logam dan apa hasil akhirnya, sehingga di negara-negara berkembang masih banyak warga yang tidak melakukan pemilahan sampah.
Pemilihan sampah berdasarkan jenis bahan atau material sangat berguna untuk memudahkan proses daur ulang. Tahapan utama dari proses daur ulang logam adalah sebagai berikut:
Proses pengumpulan
Proses pengumpulan jenis logam yang berbeda dengan pengumpulan limbah bahan lain karena nilai jualnya yang sangat tinggi. Maka dari itu banyak orang yang memilih untuk menjual limbah logam ke para pengepul daripada langsung membuangnya ke tempat pembuangan sampah.
Di Indonesia mudah sekali menemukan pengepul besi semacam ini.
Sumber terbesar logam besi tua di Amerika Serikat adalah dari kendaraan bekas. Jenis logam lainnya yang menjadi pemasok utamanya termasuk rel kereta, struktur konstruksi baja besar, konstruksi kapal, hingga alat pertanian, sampai peralatan rumah tangga.
Proses pengumpulan paling efektif dari material logam adalah lewat pengepul, yang mana pengumpulan tersebut berkontribusi lebih dari setengah pasokan limbah logam.
Menyortir logam
Penyortiran meliputi pemisahan logam yang berasal dari bahan lain yang menempel pada logam. Mengingat yang namanya limbah biasa sudah tercampur dengan material lain. Proses daur ulang dilakukan secara otomatis. Proses tersebut menggunakan magnet dan sensor dalam membantu pemisahan material ini.
Proses penyortiran selain menggunakan magnet bisa dilakukan dengan mengamati warna atau berat dalam melihat jenis logam dan kandungannya. Contohnya saja untuk jenis alumunium akan muncul warna perak dan beratnya ringan.
Begitu juga untuk tembaga, yang biasanya berwarna kuning (untuk jenis kuningan) atau merah untuk tembaga murni. Para penyortir akan meningkatkan nilai material logam dengan cara memisahkan jenis logam bersih dengan material yang kotor.
Menghancurkan logam
Pemrosesan daur ulang berikutnya adalah logam akan “diparut”. Penghancuran logam dilakukan untuk memudahkan terjadinya peleburan, sebab jika logam diparut menjadi kecil-kecil volume rasio permukaan dan volume-nya akan lebih cepat dilebur.
Proses peleburan yang cepat akan sangat menggunakan energi yang relatif lebih sedikit. Terkadang, aluminium tersebut diubah menjadi sebuah lembaran kecil. Kemudian, baja yang ada diubah menjadi balok-balok baja kecil yang lebih kecil.
Mencairkan logam
Scrap logam kemudian akan dilebur dalam sebuah tungku besar. Logam yang akan dicairkan dibawa pada tungku besar yang dirancang khusus untuk melelehkan logam. Sebagian besar energi atau bahan bakar digunakan dalam proses pencairan.
Akan tetapi, energi yang diperlukan untuk melelehkan dan proses mendaur ulang logam lebih sedikit dibandingkan energi yang diperlukan dalam proses produksi logam yang menggunakan bahan secara murni. Bila dilihat dari ukuran tungkunya, tingkatan suhu panas tungku maupun volume logam, peleburan dapat berlangsung dari beberapa menit saja daripada proses pembuatan awalnya. Sangat menguntungkan bukan proses daur ulang ini?
Pemurnian
Pemurnian dilakukan untuk memastikan produk akhir berkualitas tinggi dan bebas dari kontaminan material lain. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk pemurnian adalah Elektrolisis.
Memadatkan
Setelah dilakukan proses pemurnian, logam yang meleleh akan dibawa untuk proses pendinginan hingga proses pemadatan logam. Dalam proses ini, potongan logam akan dibentuk menjadi bentuk tertentu seperti batang yang nantinya dapat dengan mudah digunakan untuk produksi berbagai kebutuhan produk logam.
Proses berikutnya setelah pendinginan adalah logam akan dipadatkan, dan dibentuk sehingga logam siap digunakan. Logam hasil daur ulang ini kemudian akan dibawa ke berbagai pusat industi di mana logam akan digunakan sebagai bahan baku dan untuk proses produksi yang baru.
Hasil daur ulang
Seperti yang telah disinggung di atas, hasil dari daur ulang bisa dibentuk menjadi logam batangan atau lembaran yang siap digunakan kembali sebagai material produk. Ketika produk yang terbuat dari batang logam daur ulang tersebut berakhir pada akhir masa pakainya, proses daur ulang logam bisa diputar kembali.
Itu artinya material logam bisa terus menerus digunakan. Ketersediaan logam daur ulang yang tinggi, akan sangat bermanfaat dalam pembuatan baja yang akan menghemat energi dan menjaga lingkungan. (*)
Pewarta | : Ammar Ramzi (MG-235) |
Editor | : Irfan Anshori |