TIMES JATIM, BONDOWOSO – Salah satu pusat kegiatan masyarakat adalah Alun-alun. Mulai dari kegiatan berdagang, olahraga, bersantai dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menambah bak sampah di Alun-Alun RBA Ki Ronggo. 

Penambahan bak sampah tersebut melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bondowoso. Yakni berupa satu unit bak kontainer sampah.

Dengan penambahan satu bak kontainer sampah tersebut, kesadaran masyarakat untuk membuang bekas bungkus makanan dan lain sebagainya lebih tinggi.

Berdasarkan pantauan di lapangan, bak kontainer sampah itu dicat menggunakan warna orange. Bertuliskan DLH Kabupaten Bondowoso TA 2022. 

Bak sampah tersebut diperuntukkan untuk berbagai jenis sampah. Mulai dari plastik, daun kering, dahan pohon pun turut dimasukkan ke tempat itu. 

Meski sudah ada tambahan bak kontainer tersebut, tempat sampah lainnya masih tetap difungsikan sebagaimana mestinya.

Kabid Perlindungan Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati, Syahrial Fary mengatakan, selama ini tempat sampah yang ada di alun-alun, sebenarnya menjadi sasaran tangan jahil oknum masyarakat. 

Akibatnya tidak jarang pengunjung yang kebingungan untuk membuang sampah ketika berkunjung ke Alun-Alun RBA Ki Ronggo. "Kadang dibakar, dirusak bahkan ada yang hilang," paparnya.

Dengan diberikannya kontainer sampah itu, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik. Serta tidak ada lagi sampah yang berserakan di pusat kota ini. 

Meskipun sebenarnya kata dia, setiap pagi dan sore hari ada petugas dari DLH yang senantiasa membersihkan tempat tersebut. "Digunakan dengan bijak lah harapannya. Kalau bisa jangan dirusak juga," imbuhnya.

Sebelumnya DLH juga sudah memasang sejumlah tempat sampah, berwarna-warni sesuai dengan kegunaannya atau untuk pemilahan sampah. 

Misal warna hijau untuk sampah organik, seperti daun dan lain sebagainya. Warna kuning untuk sampah non organik, seperti plastik dan sejenisnya. Kemudian warna biru untuk sampah non organik berbahan kertas. 

Meski begitu, tidak jarang masyarakat yang membuang sembarangan. Sehingga di dalamnya bercampur sampah organik dan non organik. 

Padahal, jika dipilah sesuai jenisnya masing-masing. Dianggap dapat mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Mengingat kata dia, kapasitas TPA yang ada di Kecamatan Krocok dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan sudah overload. "Ini masih menjadi pekerjaan rumah kita semua," paparnya.

Nanang, salah seorang pedagang nasi pecel di Alun-alun RBA Ki Ronggo Bondowoso mengaku, bahwa keberadaan bak sampah berukuran besar tersebut sangat dibutuhkan.

"Apalagi bagi kami para pedagang kaki lima di alun-alun. Sebab setelah kami selesai jualan wajib bersih-bersih," kata dia.

Warga Kelurahan Badran tersebut memastikan akan mematuhi kebersihan di Alun-Alun RBA Ki Ronggo Bondowoso. "Kalau alun-alun bersih terutama di lingkungan kami berjualan kan pembeli jadi betah," paparnya.

Sebaliknya kata dia, jika alun-alun kotor maka pengunjung tidak akan betah. "Tentu sama-sama harus saling menjaga kebersihan di fasilitas umum ini," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, jenis sampah terbanyak yang dihasilkan adalah sampah organik. Sementara sampah plastik hampir 40 persen dari sampah yang dihasilkan setiap hari dan sampah organik sendiri hampir mencapai 60 persen.

Informasi dihimpun, total 60 ton sampah yang dihasilkan setiap hari. Sampah terbanyak nomor satu rumah tangga, nomor dua pasar. Sampah-sampah tersebut dikirim ke TPA di Kecamatan Taman Krocok, Bondowoso. (*)