TIMES JATIM, JOMBANG – Kreatif dan penuh imajinasi, begitulah kiranya yang menggambarakan sosok M. Wiro Pratama pria asal Kabupaten Jombang yang sukses menekuni bisnis layangan karakter.
Bahkan, layangan yang diproduksi oleh pria asal Dusun Sedamar Desa Talun Kidul Kecamatan Sumobito memiliki motif karakter yang beragam dan lebih awet hingga bisa dicuci jika kotor.
Uniknya, layangan hias bikinan Wiro tak terbuat dari kertas, melainkan dari kain peles. Wiro mulai menekuni usaha membuat layang – layang hias sejak 2021 ketika pandemi Covid-19. Banyak pekerjaan yang dilakukan Wiro untuk menyambung hidup, namun produksi layang-layang ternyata cukup menjanjikan.
”Sekarang sudah mulai banyak pesanan. Apalagi musim kemarau seperti ini,’’ kata Wiro, Selasa (18/10/2022).
Berbagai model karakter layangan hasil karya M. Wiro Pratama. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Sembari asik membuat layangan, Wiro mengatakan layang-layang buatannya itu berbahan kain peles. Sehingga tidak gampang robek, lebih awet bahkan bisa dicuci. ”Ini juga bisa dilipat seperti payung. Jadi lebih rapi dan tidak memakan tempat saat disimpan,’’ tambahnya.
Untuk membuat layangan, Wiro pertama mengawali dengan membuat kerangka dari bambu. Kemudian dilanjutkan membuat pola sesuai karakter yang diinginkan. Paling banyak Wiro membuat karakter animasi karena lebih disukai anak-anak. Setelah membuat pola, ia kemudian ngemal kain peles diatas pola. Ia menggunakan alat sederhana berupa gunting dan solder listrik.
”Terakhir, kain peles yang sudah kita bentuk sesuai pola, kita rakit dengan bambu,’’ paparnya.
Tak lupa, sentuhan beberapa hiasan sesuai karakter menentukan hasil akhir dari layangan hias. Setiap hari, Wiro bisa memproduksi puluhan layangan hias. Jumlah itu tergantung tingkat kerumitan dari layang-layang yang dipesan.
”Satu layangan paling cepat 30 menit dan kesulitan tergantung karakter,’’ terang Wiro.
Karya Layangan Karakter M. Wiro Pratama Dipasarkan hingga Malaysia. (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Seiring banyaknya pesanan, Wiro mengaku makin kwalahan melayani pembeli. Untuk mensiasati itu, ia kini dibantu sejumlah pekerja. “Ya beberapa teman saya dilingkungan sini, saya ajak membantu. Karena membuat layangan ini juga butuh keuletan. Apalagi saat pesanan banyak,’’ ungkapnya.
Dipasarkan ke Luar Kota Hingga Negeri Jiran Malaysia
Wiro mengaku meski baru memulai usahanya setahun lalu, layangan hias bikinannya ternyata sudah dipasarkan ke luar kota bahkan ke Sarawak, Malaysia. Jika pesanan ramai, dalam sebulan Wiro bisa meraup omzet hingga puluhan juta.
”Selain dilokal Jombang sini, pemasaran saya juga ke Madiun, Probolinggo dan ada juga yang ke Sarawak,’’ terangnya lagi.
Wiro menambahkan, selama ini Wiro lebih banyak memasarkan layangan hiasnya, lewat reseller. Mereka mengambil layangan dari Wiro dengan harga grosir yang lebih murah. ”Seperti diluar kota yang saya kirim, mereka dijual lagi. Begitu juga yang di Sarawak Malaysia, ada teman saya yang jadi TKI kemudian jualan layang-layang saya,’’ tambahnya.
Layangan hias kreasi Wiro, satu buahnya dibanderol dengan harga Rp 35 ribu. Ada juga layangan pesanan khusus dengan ukuran besar yang dijual Rp 200 ribu. ”Kalau yang paling murah Rp 35 ribu. Kemudian ada yang sampai Rp 200 ribu,’’ terangnya.
Dalam sebulan, omzet dari hasil penjualan layangan hias bikinan Wiro bisa mencapai puluhan juta. Namun itu tergantung pesanan yang masuk. ”Kalau omzet, bisa Rp 20 juta,’’ pungkasnya. (*)
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Irfan Anshori |