TIMES JATIM, PACITAN – Ketua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi, punya cara tersendiri dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
Tidak hanya melalui forum-forum resmi atau rapat-rapat formal di gedung dewan, ia juga memilih untuk turun langsung ke tengah masyarakat, menyatu, dan menyerap aspirasi hingga ke pelosok desa.
Menurut Arif, menjadi wakil rakyat bukan hanya tentang membuat regulasi atau menghadiri acara seremonial, melainkan juga tentang bagaimana memahami denyut nadi kehidupan masyarakat secara nyata. Baginya, keberadaan DPRD harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat hingga tingkat bawah.
“Setiap kali saya menghadiri acara di desa, saya selalu menyempatkan waktu untuk berbincang langsung dengan warga. Tidak hanya dengan kepala desa atau tokoh masyarakat, tapi juga dengan petani, pedagang kecil, dan warga biasa. Dari situ saya bisa mendapatkan masukan yang murni dari akar rumput,” ungkap Arif, Senin (29/9/2025).
Ia menambahkan, gaya kepemimpinan yang menyatu dengan masyarakat ini bukan sekadar strategi politik, melainkan panggilan nurani. Dengan berbaur tanpa sekat, ia dapat merasakan langsung problematika sehari-hari yang dihadapi warga, mulai dari persoalan infrastruktur jalan desa, akses layanan kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi.
Bagi Arif, kehadiran wakil rakyat di tengah masyarakat akan menumbuhkan kepercayaan sekaligus kedekatan emosional. Hal itu penting untuk membangun komunikasi dua arah yang sehat antara rakyat dan lembaga legislatif.
“Aspirasi itu tidak bisa hanya didengar lewat laporan tertulis. Kadang, ketika kita duduk bersama warga di warung kopi atau saat kerja bakti, mereka akan lebih terbuka menyampaikan keluhan dan harapan,” jelasnya.
Dalam beberapa kesempatan, Ketua DPRD Pacitan ini kerap terlihat hadir dalam acara warga seperti hajatan, kegiatan olahraga, hingga kerja bakti. Bahkan, tidak jarang ia ikut serta secara langsung, misalnya membantu mengecat poskamling atau menanam pohon bersama karang taruna.
Hal itu dilakukannya sebagai bentuk nyata bahwa seorang pemimpin harus hadir, tidak hanya memberi instruksi dari jauh.
Sejumlah tokoh masyarakat menyambut baik pendekatan tersebut. Menurut mereka, sikap Arif menjadi teladan bahwa wakil rakyat seharusnya dekat dengan masyarakat.
Arif mengaku akan terus menjaga tradisi turun ke masyarakat karena dari sanalah ia mendapatkan energi untuk memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
“Saya percaya, pembangunan yang baik adalah pembangunan yang berpijak pada kebutuhan nyata warga. Itulah mengapa saya harus hadir, mendengar, dan merasakan langsung,” tegasnya.
Dengan pola pendekatan humanis tersebut, Ketua DPRD Pacitan berharap setiap kebijakan yang lahir dari lembaga dewan dapat benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ia pun berkomitmen agar aspirasi yang ditampung tidak berhenti di ruang pertemuan, tetapi diwujudkan dalam program-program konkret bersama pemerintah daerah.(*)
Pewarta | : Rojihan |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |