TIMES JATIM, BANYUWANGI – Semangat Kartini kembali membara di Banyuwangi. Melalui seminar yang penuh inspirasi dan sarat dengan upaya pemberdayaan perempuan, acara ini tidak hanya menjadi ruang edukasi, tetapi juga wadah untuk ajang berbagi ilmu, pengalaman, dan motivasi bagi kaum hawa di Bumi Blambangan.

Seminar yang digeber di Three B Garden, Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, pada Sabtu (19/4/2025), ini diprakasai oleh Biro Tulip Psikologi Banyuwangi, sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung pemberdayaan perempuan di Banyuwangi.

Acara ini menghadirkan berbagai sesi menarik yang dirancang untuk memperkuat karakter, mengenali konsep pribadi, meningkatkan kesadaran, serta membangun rasa percaya diri peserta melalui pendekatan inovatif, seperti personal colour analysis dan beauty class.

Dijelaskan Direktur Biro Tulip Psikologi Banyuwangi, sekaligus pemateri dalam seminar, Dhea Dana Mariska, S.Psi, M.Psi, Psikolog, bahwa acara ini dirancang khusus untuk membantu perempuan di Banyuwangi menggali potensi terbaik mereka.

“Ini kan momennya bertepatan dengan peringatan Hari Kartini yang jatuh pada hari Senin mendatang. Kami berharap perempuan di Banyuwangi lebih berdaya, dengan memahami karakter mereka dan memperkuat koneksi emosionalnya,” kata Dhea, sapaan akrabnya, Sabtu (19/4/2025).

Foto bersama para peserta seminar seusai sesi petik bunga. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Saat seminar berlangsung, para peserta juga diajak untuk melakukan refleksi diri melalui metode Johari Window, dimana mereka menuliskan empat aspek tentang diri mereka. Empat aspek tersebut meliputi, apa yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain (arena).

Selanjutnya, apa yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak disadari oleh diri sendiri (blind spot), apa yang hanya diketahui oleh diri sendiri dan tidak oleh orang lain (facade), serta yang terakhir apa yang tidak diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain (unknown).

“Aktivitas ini bertujuan untuk membantu peserta memahami perspektif yang lebih luas tentang diri mereka, sekaligus mendorong proses pengembangan karakter yang lebih mendalam,” jelas Dhea.

Tak hanya itu, seminar ini juga memberikan pelatihan tentang meningkatkan rasa percaya diri melalui teknik personal colour analysis, sebuah metode yang membantu peserta menemukan warna-warna yang paling cocok untuk mengekspresikan kepribadian dan memancarkan percaya diri mereka.

Menambah keseruan, kegiatan ini juga mencakup beauty class yang praktis dan aplikatif, menghadirkan tips dan trik kecantikan agar perempuan bisa tampil lebih percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.

Puncak dari acara ini adalah sesi healing yang dirancang dengan penuh kehangatan. Para peserta diajak untuk memetik bunga bersama, sebuah kegiatan sederhana namun sarat makna yang membantu merilekskan pikiran sekaligus merefleksikan makna kebahagiaan.

Melalui kegiatan ini, perempuan Banyuwangi diharapkan tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga dorongan semangat untuk terus melangkah maju dengan percaya diri, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh pahlawan nasional R.A. Kartini. 

“Semangat Kartini hidup kembali di Banyuwangi, membangun perempuan-perempuan berdaya dengan langkah pasti menuju masa depan yang lebih cerah,” tutup Dhea yang juga Pengurus Himpunan Psikologi Indonesia se-Karesidenan Besuki dan Lumajang (HIMPSI Sekarkidjang) itu. (*)