TIMES JATIM, PACITAN – Haul Masyayikh Perguruan Islam Pondok Tremas (Haul Masyayikh Tremas) Pacitan kembali digelar pada 10 hingga 12 Juli 2025.
Tidak sekadar menjadi momentum spiritual untuk mengenang perjuangan para masyayikh serta meneladani ilmu dan akhlaknya, acara ini juga memberi dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat Tremas dan sekitarnya.
Selama tiga malam, kawasan sekitar Desa Tremas disulap menjadi Pasar Santri. Ribuan pengunjung tumpah ruah, menikmati beragam sajian kuliner tradisional, aneka kerajinan lokal, hingga hiburan rakyat yang menambah semarak suasana.
Bazar UMKM menjadi salah satu magnet utama, memamerkan hasil produksi warga Tremas dan desa-desa sekitar.
Kepala Desa Tremas, Nur Hadi, menuturkan pihaknya memang memanfaatkan momentum haul ini untuk mendorong perekonomian masyarakat. Dengan banyaknya tamu yang datang dari berbagai daerah, potensi transaksi ekonomi pun meningkat tajam.
"Di Tremas ini banyak kalangan datang dari berbagai daerah. Maka dari itu kami harus siap menyambut mereka," ujar Nur Hadi saat ditemui pada Jumat (11/7/2025) malam.
Menurutnya, keberadaan Pasar Santri yang memadukan bazar UMKM, festival budaya, dan hiburan rakyat memang dirancang agar memberi multiplier effect bagi warga.
“Ini diharapkan berdampak positif bagi masyarakat, mengangkat ekonomi lokal,” tambahnya.
Salah satu pedagang kuliner, Siti Muniroh, mengaku senang bisa berjualan di Pasar Santri. Dalam sehari saja, ia mampu meraup omzet dua kali lipat dibanding hari biasa.
"Alhamdulillah ramai sekali. Banyak yang beli gethuk dan jenang kami, bahkan sampai kewalahan melayani," katanya lantas tersenyum.
Tak hanya UMKM, para seniman lokal juga kebagian panggung. Selama tiga malam, panggung hiburan diisi dengan pentas hadrah, campursari, serta penampilan seni tradisional lain yang turut menarik minat pengunjung. Acara ini sekaligus menjadi ajang promosi budaya yang memperkaya nilai-nilai lokal Tremas.
Selain itu, aparat desa juga menyiapkan sarana dan prasarana tambahan, seperti parkir terpadu dan penataan lapak agar pengunjung nyaman. Petugas Linmas dan relawan desa turut berjaga untuk memastikan kelancaran kegiatan.
“Ini menjadi agenda tahunan yang selalu kita tunggu. Mudah-mudahan tahun depan bisa lebih ramai lagi dan makin banyak UMKM lokal yang merasakan manfaatnya,” tutup Nur Hadi.
Dengan kolaborasi apik antara tradisi haul dan geliat Pasar Santri, Haul Masyayikh Tremas Pacitan terbukti tidak hanya menguatkan aspek religius masyarakat, tapi juga menjadi motor penggerak roda ekonomi desa. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |