TIMES JATIM, JOMBANG – Peringatan Hari Ibu selalu menjadi pengingat tentang ketangguhan perempuan dalam menjalani peran kehidupan. Di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ketangguhan itu tergambar dalam sosok Rendy Ferbi Cahyana (36), seorang ibu tunggal yang setiap hari menggantungkan harapan keluarga pada setang motor dan aplikasi ojek online.
Saat fajar belum sepenuhnya merekah, Rendy telah terjaga. Dapur menjadi ruang pertamanya untuk memulai hari, menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, dan memastikan dua buah hatinya siap berangkat ke sekolah. Rutinitas itu dijalani tanpa keluh, sebelum ia berganti peran menjadi pengemudi ojek online dan menyusuri jalanan kota.
Sejak kehilangan suami pada 2016, Rendy memikul tanggung jawab ganda. Ia bukan hanya ibu, tetapi juga pencari nafkah utama sekaligus sosok ayah bagi anak-anaknya. Pilihan menjadi pengemudi ojek online ia ambil karena memberi ruang baginya untuk tetap hadir dalam keseharian keluarga.

“Kerja seperti ini waktunya fleksibel. Saya masih bisa mengurus anak-anak tanpa meninggalkan pekerjaan,” tutur Rendy saat ditemui di rumahnya, Senin (22/12/2025).
Sekitar pukul 07.00 WIB, setelah anak-anak berangkat sekolah, Rendy mulai menerima pesanan. Dengan sepeda motor Honda Beat, ia berkeliling Jombang hingga sore hari.
Di sela-sela waktu, ia kerap beristirahat di basecamp ojek online di kawasan Jalan Hasyim Asy’ari, sekadar melepas lelah, makan, dan menunaikan ibadah.
Menjelang malam, Rendy memilih pulang. Waktu setelah senja adalah milik keluarga. Ia mendampingi anak-anak belajar, berbagi cerita, dan menutup hari dengan kebersamaan yang sederhana namun bermakna. Pengalaman di jalan tak selalu mudah.
Sejak mulai menjadi pengemudi pada 2018, Rendy telah bertemu beragam karakter penumpang. Ada yang ramah, tak jarang pula yang membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, rasa takut selalu ia kalahkan dengan satu alasan: masa depan anak-anaknya.
“Tentu ada khawatir, tapi tanggung jawab sebagai ibu jauh lebih besar. Anak-anak harus tetap sekolah dan makan,” ujarnya pelan.
Penghasilan sebagai pengemudi ojek online pun tak pernah pasti. Di hari ramai, ia bisa membawa pulang lebih dari Rp100 ribu. Di hari sepi, satu pesanan menjadi rezeki yang patut disyukuri. Dalam keterbatasan itu, Rendy memilih bertahan dengan rasa syukur.
Di momentum Hari Ibu, Rendy menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna bagi para perempuan, terutama ibu-ibu yang berjuang sendiri menghidupi keluarga.

“Jangan pernah menyerah. Apa yang kita perjuangkan hari ini adalah bekal masa depan anak-anak,” katanya.
Sebagai bagian dari komunitas Ojek Online Srikandi Kabupaten Jombang, Rendy tak menggantungkan mimpi terlalu tinggi. Ia hanya berharap diberi kesehatan dan kekuatan agar dapat terus menemani anak-anaknya tumbuh dan menggapai cita-cita.
“Selama masih diberi kesehatan, saya ingin terus berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak,” ucapnya. (*)
| Pewarta | : Rohmadi |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |