TIMES JATIM, BANYUWANGI – Dalam upaya memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga keagamaan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi menggandeng pondok pesantren untuk mendorong terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

Lewat kegiatan bertajuk ‘Peran Pesantren dalam Akselerasi Terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan’, Bakesbangpol menggelar kegiatan halaqah dan diskusi keagamaan lainnya di Aula SMK Al Munawwir IIBS, Kecamatan Singojuruh, Selasa (21/10/2025).

Acara yang berlangsung khidmat ini dibuka dengan pembacaan tartil Al-Qur’an dan doa bersama yang dipimpin KH. Mundzir Rofi’i Maksum, Pengasuh Ponpes Manbaul Falah. Turut hadir sejumlah pengasuh dan perwakilan pesantren se-Banyuwangi.

Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, R. Agus Mulyono, M.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya forum ini sebagai ruang silaturahmi sekaligus konsolidasi peran pesantren dalam mendukung pembangunan daerah secara inklusif dan berkelanjutan.

“Pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan keagamaan, tapi juga memiliki peran strategis dalam membentuk kesadaran sosial dan mendukung pembangunan daerah. Kolaborasi ini penting untuk mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan yang inklusif,” ujar Agus. 

Sekretaris umum MUI Banyuwangi, Barur Rohim, saat menyampaikan materi dihadapan pengasuh dan perwakilan ponpes. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).

Untuk memperdalam wawasan dan memperkaya diskusi, Bakesbangpol menghadirkan dua narasumber utama, yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi yang diwakili sekretaris umum MUI Banyuwangi Barur Rohim, serta Plt. Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU CKPP Banyuwangi, Meylia Maharani.

Dalam paparannya, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi, Barur Rohim menekankan pentingnya Ponpes dalam akselerasi pembangunan berkelanjutan dalam SDGs (Suistainable Develoment Goals) yang terdiri 17 tujuan pembangunan berkelanjutan. Dimana pesantren berkontribusi dari 17 tujuan tersebut diantaranya membangun pendidikan bekualitas, kesetaraan gender, kesejahteraan dan lain sebagainya. 

“Pesantren adalah satu lembaga pendidikan yang mandiri dan terbukti dari masa ke masa. Akan tetapi pesantren perlu didampingi dan dibimbing untuk menghadapi tantangan zaman seperti meningkatkan infrastruktur dan kelayakan pembangunannya,” ungkap Barur Rohim yang akrab disapa Ayung. 

Sementara itu, Plt. Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU CKPP Banyuwangi, Meylia Maharani menjelaskan tentang penyelenggaraan bangunan konstruksi gedung yang dibangun oleh Ponpes di Banyuwangi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan kemanfaatan. 

“Harapannya agar setiap Ponpes yang melakukan pembangunan agar mengikuti prosedur yang ada, melewati tahap perencanaan, perhitungan teknis dan bangunan gedung yang handal aman dan nyaman,” terangnya. 

Apresiasi datang dari para peserta, salah satunya Ustadz Yusuf dari Ponpes Bustanul Abror Sumberbaru. Dia mengaku mendapat banyak wawasan baru terkait pentingnya kelayakan fasilitas pendidikan.

“Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah memberikan fasilitasi dengan memberikan izin dan sudah disepakati bagaimana Ponpes bersinergi dengan pemerintah agar sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Ponpes menghadirkan fasilitas yang aman dan nyaman bagi para santri,” ungkapnya. 

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang diwarnai antusiasme para peserta, menunjukkan komitmen bersama dalam mendorong keterlibatan aktif pesantren sebagai mitra pemerintah dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. (*)