TIMES JATIM, JOMBANG – Yuliati Nugrahani, Ketua TP PKK Kabupaten Jombang Turut serta dalam launching Anting Berlian (aksi nyata penanganan stunting berkelanjutan) di Puskesmas Mojowarno, Jombang, Senin (5/5/2025).
Perempuan yang akrab disapa Yuli ini mengatakan, kunci pencegahan stunting dan penanganan stunting dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan atau kelahiran (HPK) yaitu dari hari pertama kehidupan.
Ia menambahkan, harus ada perhatian khusus pada ibu hamil dan balita melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitiv. Hal tersebut, kata dia, perlu diupayakan dan butuh keterlibatan semua pihak yang terkait dan berkomitmen menangani stunting.
"Stunting paling efektif jika dicegah dari lingkup keluarga. Karena itu, peran PKK harus aktif agar angka Stunting turun. Saya yakin jika ibu-ibu PKK aktif, kader Posyandunya juga aktif, InsyaAllah angka Stunting pasti akan turun," tegasnya.
Yuliati Nugrahani juga secara khusus meminta kepada kader PKK untuk selalu membawa pita untuk mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA). Pengukuran sederhana ini digunakan untuk mengukur lingkar otot lengan bagian atas yang biasa digunakan sebagai indikator status gizi untuk ibu hamil dan anak-anak.
"Jika pada Ibu Hamil, ukuran LiLA (Lingkar Lengan Atas) yang di bawah 23.5 cm pada ibu hamil atau calon pengantin wanita dapat menjadi indikator risiko kekurangan energi kronis (KEK) dan peningkatan risiko melahirkan anak stunting," terangnya.
Sementara pada Balita, kata dia, LiLA diukur menggunakan pita khusus yang berwarna, dan hasilnya dikategorikan sebagai berikut: Hijau (≥12,5 cm) menunjukkan gizi baik, Kuning (11,5-12,4 cm) menunjukkan gizi kurang, dan Merah (<11,5 cm) menunjukkan gizi buruk.
Jika ada ibu hamil atau anak-anak balita, lanjut dia, segera ukur LILA nya. Sehingga jika ada ibu hamil yang kondisi kurang gizi akan segera diketahui dan ditangani secara cepat.
"Kita harus memastikan ibu hamil mendapatkan asupan makanan bergizi dan kaya protein hewani serta banyak mengkonsumsi sayur, agar tidak menjadi ibu hamil yang anemia," ujarnya.
"Jika ibu hamil anemia, maka resiko anak menjadi stunting pasti akan sangat besar. Masalah stunting bukan hanya persoalan anak pendek. Yang paling berbahaya itu perkembangan otaknya. Jadi jangan dianggap remeh", ujarnya.
Ketika menjadi Ketua TP PKK Desa Mojokrapak, Yuli menggagas pelatihan memasak dan menghias bekal cantik untuk Ibu-ibu di desanya dalam rangka pencegahan stunting.
"Jadi tidak hanya diberikan bahan bantuan makanan bergizi, kami juga mengajak Ibu-ibu untuk datang ke Balai desa. Memberikan latihan memasak dan menghias bekal. Lalu setelah itu kami makan bersama di balai desa beserta anak-anak juga. Jadi masakan tadi langsung bisa dikonsumsi anak-anak," ujarnya.
Yuli mengatakan, ada banyak alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi stunting. Yang penting semua pihak harus bekerjasama dan saling baju membahu untuk mendeteksi sejak dini sehingga langkah pencegahan bisa dilakukan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ketua TP PKK Jombang: Penanganan Stunting Dimulai dari 1000 Hari Pertama Kelahiran
Pewarta | : Rohmadi |
Editor | : Deasy Mayasari |