TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Sebanyak 40 pasang pengantin mengikuti nikah gratis di Masjid Agung Raudhatul Jannah, Kota Probolinggo, Kamis (9/10/2025). Acara ini menjadi bagian dari Gerakan Sadar Nikah (Gas Nikah) sesuai Surat Edaran Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2025.
Program ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencatatan pernikahan resmi di Kantor Urusan Agama (KUA). Sekaligus menjadi pembuka rangkaian Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama RI yang penuh makna dan manfaat.
Kegiatan ini digagas oleh Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kota Probolinggo, berkolaborasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) serta Baznas Kota Probolinggo.
Kepala Kemenag Kota Probolinggo, Didik Kurniawan, menegaskan pencatatan pernikahan merupakan bentuk kehadiran negara dalam menjamin hak sipil warga.
40 Pasang pengantin ikuti nikah massal gratis. (Foto: Humas Kankemenag For TIMES Indonesia)
Menurutnya, pernikahan yang tidak tercatat di KUA dapat menimbulkan persoalan administrasi kependudukan yang berpotensi merugikan masyarakat.
“Kami berharap masyarakat aktif berpartisipasi agar hak-hak sipilnya terlindungi,” ujarnya.
Angka 40 pasang pengantin dipilih sebagai simbol usia ke-80 Kementerian Agama RI. Ia menyebut jumlah tersebut melambangkan 80 orang peserta, sejalan dengan semangat delapan dekade pengabdian Kemenag bagi masyarakat.
Para peserta berasal dari lima kecamatan yakni Kanigaran dan Mayangan masing-masing delapan pasang, Kedopok dan Kademangan sembilan pasang, serta Wonoasih enam pasang.
Pada kesempatan yang sama, Pemkot Probolinggo menyerahkan dokumen kependudukan berupa KTP dan KK bagi pasangan yang baru menikah.
Didik menilai Gas Nikah sangat penting karena masih banyak pernikahan di Kota Probolinggo yang dilakukan secara siri.
“Masalah ini berpengaruh pada data kependudukan, dan secara tidak langsung berbanding lurus dengan tingginya angka kematian ibu dan stunting,” ujarnya.
Selain nikah massal, Kemenag juga menyiapkan sederet kegiatan dalam rangka HAB ke-80. Bersama Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI), mereka menggagas program Mengajak Masyarakat Mengaji (M3) dan Santri Mengaji (ThreeG).
Ada pula kompetisi guru agama dan siswa madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan keagamaan, serta baksos santunan bagi 80 anak yatim.
Semangat kolaborasi antar lembaga dan keterlibatan masyarakat menjadikan peringatan HAB ke-80 Kemenag di Kota Probolinggo semakin istimewa. (*)
Pewarta | : Sri Hartini |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |