TIMES JATIM, BANYUWANGI – Gerakan ‘Aksi Nyata Bersama’ digelar Yukbanyuwangi, pada Minggu (1/3/2020). Kegiatan yang dipusatkan di Pantai Kampe, Kecamatan Wongsorejo, tersebut dilakukan untuk membangun kesadaran masyarakat agar peduli terhadap Pulau Tabuhan.
Kegiatan yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat Pantai Kampe ini melibatkan beragam elemen masyarakat, mulai dari nelayan Pantai Kampe, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Satuan Polairud Polresta Banyuwangi, Komunitas Peduli Lingkungan, Hotelier, Akademisi hingga pegiat media sosial dan influencer.
Aksi Nyata Bersama tersebut diawali dengan pembagian buku kepada anak-anak di pesisir Pantai Kampe. Usai penyerahan buku, acara dilanjutkan dengan bersih-bersih dan tanam pohon cemara di Pulau Tabuhan. Warga setempat mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini perlu dilakukan secara konsisten dan dipublikasikan secara luas. Sehingga dapat menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara masyarakat pesisir dengan stakeholder terkait,” ungkap Winarno, salah satu warga Pantai Kampe.
Menurutnya kepedulian terhadap Pulau Tabuhan tidak cukup hanya dibuktikan melalui media sosial, namun juga aksi nyata yang benar-benar memberikan dampak signifikan pada kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
CEO Yukbanyuwangi, Didik Indra Pratama mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali digelar. Harapannya dapat menjadi momentum terbangunnya kesadaran masyarakat utamanya yang tinggal di sekitar destinasi wisata untuk menjaga lingkungan.
“Acara ini kami lakukan agar bisa mengajak warga sekitar untuk peduli terhadap lingkungan, kesehatan dan pendidikan,” ungkap Didik.
Yukbanyuwangi, kata Didik, siap menjadi sponsor kegiatan sosial serupa dengan mengajak masyarakat luas yang berkaitan dengan pariwisata Banyuwangi.
Sementara itu Kasi Pengembangan dan Pengelolaan Destinasi Wisata Disbudpar Banyuwangi, Iswanto berterimakasih atas inisiatif yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat dalam rangka ‘Aksi Nyata Bersama’ ini.
“Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak. Semoga bisa memantik semangat masyarakat luas untuk peduli terhadap pariwisata Banyuwangi,” ujarnya.
Iswanto mengatakan pengembangan pariwisata harus didukung dengan pengembangan "3A", yaitu aksesibilitas, atraksi dan amenitas. Menurutnya, agar daerah wisata berkembang maka aksesibilitas baik keterhubungan darat, laut, dan udara, menuju destinasi wisata harus baik.
“Lalu, yang tidak kalah penting adalah atraksi meliputi kegiatan seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, olahraga dan hiburan yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang,” terang Iswanto.
Baru setelah itu, amenitas atau fasilitas pendukung pariwisata yang bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan baik akomodasi, kuliner, pusat informasi, pusat oleh-oleh, kesehatan, keamanan, komunikasi, bank, air bersih dan listrik.
“Pantai Kampe ini kan masuk PTPN XII, kami dari Pemkab Banyuwangi sudah melakukan upaya komunikasi dengan pengelolanya. Tentu saran dan masukan sudah kami sampaikan. Semoga ke depan Pantai Kampe ini bisa menjadi destinasi wisata unggulan kembali,” tutup Iswanto usai acara 'Aksi Nyata Bersama' peduli Pulau Tabuhan. (*)
Pewarta | : Rizki Alfian |
Editor | : Deasy Mayasari |