TIMES JATIM, KEDIRI – Ternyata permainan layang-layang atau layangan masih memiliki banyak penggemar. Bahkan kini banyak bermunculan komunitas pecinta layangan termasuk di Madiun. Anggota komunitas layangan tidak hanya anak-anak tetapi juga orang dewasa.
"Kegiatan komunitas ya setiap hari main layangan bareng. Yang penting tidak hujan dan banyak angin," ungkap Rofiq Panji Ketua Pecinta Layang Sambit Madiun (Plasma), Minggu (16/7/2023).
Keberadaan komunitas pecinta layangan, kata Rofiq, tidak hanya sekadar ngumpul dan layangan bareng tetapi melestarikan permainan tradisional tersebut. Mengingat saat ini tidak banyak lagi anak-anak yang suka bermain layang-layang karena tergeser permainan modern dan gadget.
"Kalau orang dewasa yang main layangan kebanyakan karena waktu kecil sudah seneng main layangan. Tapi anak-anak sekarang belum tentu semua kenal layangan," ungkap Rofiq.
Untuk memancing minat anak-anak main layangan, Plasma kerap menggelar lomba. Terutama lomba layangan sambitan atau aduan. Salah satunya event Kite Mania Lomba Layangan Aduan untuk kategori junior di Lapangan Jiwan pada Minggu, 16 Juli 2023.
Semula membatasi jumlah peserta. Ternyata peminat cukup tinggi dan pendaftar melebihi kuota. Akhirnya lomba digelar dengan jumlah peserta dua kali lipat kuota.
"Karena banyak anak-anak yang antusias ikut jadi kuota peserta kami tambah," kata Rofiq.
Lomba layangan aduan berlangsung seru. Peserta yang rata-rata pelajar SD ternyata piawai menerbangkan layangan aduan dengan berbagai teknik dan manuver. Penonton pun yang sebagian besar juga anak-anak tidak kalah antusias. Selain memberi support bagi pemain, mereka juga berkejaran berebut layangan kalah adu.
"Panitia menjaga supaya benang layang-layang tidak mengganggu kabel listrik atau warga yang beraktivitas di lapangan," jelas Rofiq.
Peserta lomba bersiap menerbangkan layangan aduan. (FOTO: Yupi Apridayani/TIMES Indonesia)
Setelah bertanding sengit dengan sistem gugur, panitia memilih 6 peserta sebagai juara utama dan harapan. Pemenang menerima hadiah berupa tropi, sertifikat dan satu set layang-layang. Meskipun tidak menang, sejumlah peserta tetap gembira bisa ikut lomba.
"Suka aja main layang-layang dan bisa ikut lomba," tutur Iqbal Reza, peserta dari Caruban yang masih duduk di bangku kelas dua SD.
Iqbal mengikuti lomba didampingi ayahnya yang juga anggota komunitas pecinta layang-layang. Sang ayah terlihat sangat mendukung anaknya bermain layang-layang.
"Kalau main layang-layang sudah lupa sama HP," ujar Riyadi ayah Iqbal.
Riyadi mengaku sering mengajak dan mendampingi anaknya main layangan saat libur atau selepas kerja di sore hari. Bahkan sampai ke luar kota untuk berkumpul dengan anggota komunitas lainnya.
"Di Caruban juga sudah ada komunitas Layangan Sambit Caruban (LSC) tapi anggotanya belum banyak. Jadi sering gabung main layangan bareng di Madiun," kata supervisor perusahaan ritail tersebut.
Lomba layangan aduan yang digelar Plasma rencananya akan menjadi event rutin. Kegiatan yang diikuti pecinta layang-layang di Madiun tersebut sekaligus meramaikan area Jiwan Minggon Market (JMM) yang digelar setiap hari Minggu. (*)
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Deasy Mayasari |