TIMES JATIM, LUMAJANG – Sebuah gerakan peduli lingkungan bernama “Sahabat Pohon” resmi diluncurkan oleh kelompok Gen Z di Posko Konservasi Laskar Hijau, Gunung Lemongan, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (30/11/2024) lalu.
Gerakan ini diprakarsai oleh remaja berusia 12-19 tahun dari Yogyakarta dengan semangat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk mencintai pohon sebagai langkah konkret menghadapi krisis iklim.
Cinta Bumi Dimulai dari Pohon
Bagi “Sahabat Pohon,” pohon bukan sekadar tumbuhan, melainkan sahabat hidup yang menyediakan oksigen, menyimpan air, dan menopang ekosistem.
“Merawat pohon sama dengan merawat kehidupan,” tegas Clara Ruel Eugene (14 tahun), Koordinator “Sahabat Pohon.” Clara bersama rekan-rekannya merasa terpanggil untuk bertindak karena dampak krisis iklim semakin nyata.
“Kami tidak mau diwarisi bumi yang rusak,” tambahnya.
Komunitas ini juga mengajak setiap anggotanya menjadikan pohon sebagai sahabat yang dirawat secara personal. Pohon-pohon ini bisa berada di halaman rumah, sekolah, atau bahkan hutan.
“Kalau orang bisa mencintai hewan peliharaan seperti kucing atau anjing, kenapa tidak dengan pohon?” ujar Kinaryusi Meida Laksono (14 tahun), salah satu aktivis gerakan ini.
Gerakan yang Memberi Harapan Baru
GUSDURian Peduli, sebagai fasilitator, menyebut “Sahabat Pohon” sebagai harapan baru.
Direktur GUSDURian Peduli, A’ak Abdullah Al-Kudus, mengakui bahwa generasinya (Gen X) gagal menjaga bumi.
“Perusakan hutan tetap masif, kesadaran lingkungan rendah. Namun, kelahiran gerakan yang dipimpin Gen Z ini memberi optimisme baru,” katanya.
Wakil Direktur GUSDURian Peduli, Yuska Harimurti Pribadi, menambahkan bahwa peran mereka hanyalah sebagai “bidan” dalam melahirkan gerakan ini.
“Gerakan ini lahir dari kegelisahan generasi muda sendiri,” ujarnya.
Saat ini, “Sahabat Pohon” sudah berkembang di beberapa daerah seperti Yogyakarta, Pare (Kediri), dan Lumajang.
Melalui akun Instagram resmi mereka, @sahabatpohon.ofc, gerakan ini terus menggalakkan kampanye cinta lingkungan dan merencanakan kegiatan penanaman pohon di berbagai wilayah.
Sebagai langkah awal, peluncuran di Gunung Lemongan diakhiri dengan penanaman 100 batang bambu petung (Dendrocalamus asper) di kawasan hutan lindung Watu Silang.
Penanaman ini dipandu oleh relawan Laskar Hijau, yang telah lebih dahulu menanam bambu di kawasan tersebut.
“Ini pengalaman pertama saya menanam di gunung. Rasanya sangat menyenangkan dan membuka wawasan baru tentang pentingnya pelestarian alam,” ungkap Latu Clorot Obor (14 tahun), salah satu peserta dari Yogyakarta.
Fitri Dwi Agustin, aktivis “Sahabat Pohon” dari Lumajang, menambahkan bahwa bergabung dengan gerakan ini lebih seru daripada hanya bermain gim di rumah.
“Pelestarian lingkungan ternyata jauh lebih asyik daripada mabar di tongkrongan,” katanya sambil tersenyum.
Masa Depan yang Lebih Hijau
Gerakan “Sahabat Pohon” membuktikan bahwa anak muda memiliki peran besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dengan komitmen merawat pohon sebagai simbol cinta bumi, mereka menjadi contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil.
Melalui gerakan ini, Gen Z tidak hanya memperjuangkan masa depan mereka sendiri, tetapi juga mewariskan bumi yang lebih hijau dan sehat untuk generasi berikutnya.
“Satu pohon, satu sahabat, satu langkah untuk bumi,” tutupnya.
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |