TIMES JATIM, SITUBONDO – Sejumlah perajin batik lokal khas Situbondo, Jawa Timur, yang tergabung dalam Paguyuban Batik Situbondo, menggelar lokakarya pameran batik tradisional di Hotel Rosali Situbondo, Senin (10/4/2023) malam.
Radiyah, pemilik sanggar batik Radiyah Situbondo menjelaskan, kegiatan lokakarya pameran tersebut merupakan bentuk konsolidasi sesama pengrajin batik se-Situbondo.
"Kami ingin menampilkan hasil kreasi batik khas Situbondo yang punya motif khas serta membangun komitmen bersama para perajin batik untuk kedepankan kualitas daripada perang harga," ungkapnya.
Menurutnya, perang harga antar pengrajin batik dapat membuat iklim industri menjadi kacau dan tidak sehat. "Yang rugi nanti semuanya," imbuhnya.
Lebih lanjut, Radifah menuturkan, dengan mengedepankan kualitas daripada pemotongan harga, aksi tersebut dapat mendorong kualitas serta prestige dari batik lokal Situbondo sebagai batik premium dan unggul.
"Batik ini kan mahakarya, ada yang tulis tangan, cap dan metode lain. Mari kita kedepankan kualitasnya daripada potong harga gila-gilaan," tandas perajin batik Situbondo itu.
Dalam lokakarya pameran batik Situbondo, berbagai bentuk motif batik dipertontonkan kepada pengunjung. Mulai dari batik kuno Situbondo dengan motif telur-teluran hingga batik kontemporer dengan motif khas Baluran dan kelautan.
Terdapat juga batik kuno peninggalan Raden Pati Salih yang turut dipamerkan dalam lokakarya pameran batik Situbondo tersebut.
Kolektor batik sekaligus pemilik sanggar batik Maulana, Ahmad Maulana memberikan komentar, menurutnya batik khas Situbondo, memiliki ciri khas serta kualitas di atas rata-rata.
"Dari masa ke masa batik Situbondo mengalami perkembangan yang signifikan. Mulai dari motif kuno kemudian menjadi motif kerang-kerangan dan laut hingga kini motif Baluran, prosesnya terjaga dan kualitasnya tidak diragukan," tuturnya.
Ditanya terkait penjualan batik Situbondo, Maulana menjelaskan, produk batik Situbondo sudah dipasarkan hingga luar kota bahkan luar pulau. "Ada yang sampe Kalimantan dan Belgia," jelasnya.
Terkait harga pasar produk batik Situbondo, menurutnya sejauh ini harga batik lokal tergolong normal dan bervariasi. "Murah ada, mahal ada," ungkap Maulana.
Menyikapi keputusan larangan perang harga, Maulana mengaku antusias dan mendukung penuh. Dijelaskan, hal tersebut untuk dorong potensi sanggar batik lokal serta memperkuat branding batik lokal Situbondo. Agar pelanggan kembali karena kualitasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Batik Khas Situbondo Tampil Memukau di Ajang Pameran Batik Tradisional
Pewarta | : Dicko W |
Editor | : Muhammad Iqbal |