TIMES JATIM, SIDOARJO – Warung Alas Kuto menjadi surga baru bagi pencinta kuliner di Sidoarjo. Mengusung konsep ruang makan terbuka di bawah rindangnya pohon jati, tempat ini menjadi salah satu destinasi kuliner yang mudah diingat berkat suasananya yang sejuk, luas, dan ramah bagi pengunjung segala usia.

Dalam beberapa pekan terakhir, Alas Kuto terlihat semakin ramai. Pengelola mulai membuka layanan lebih pagi, yakni pukul 06.00 hingga 24.00 WIB, sehingga tempat ini kini menjadi alternatif baru bagi warga yang mencari sarapan di area pusat kota.

Sejumlah pengunjung bahkan menyebut Alas Kuto sebagai “spot sarapan paling rileks” karena suasananya yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk jalan besar.

Hermawan, salah satu pengunjung setia, mengaku hampir setiap akhir pekan menyempatkan diri berkunjung ke lokasi yang berada di Jalan Ahmad Yani, tepat di seberang timur Monumen Jayandaru Alun-Alun Sidoarjo itu.

“Saya sering bersama keluarga singgah di sini setiap weekend. Setelah tahu Alas Kuto buka pagi, saya makin sering ke sini untuk sarapan dan minum kopi setelah mengantar anak sekolah,” ungkapnya kepada TIMES Indonesia, minggu (7/12/2025).

Hermawan melanjutkan jika suasana teduh dari pepohonan jati membuat pagi terasa lebih ringan dan rileks.

"Dihari minggu, setelah jalan-jalan pagi bersama anak istri, kami nikmati sarapan dengan berbagai menu yang dijual di sini. suasana sejuk seperti berada di hutan jadi," ungkapnya. 

Sementara, Ike, salah satu pemilik tenant, mengatakan bahwa selama Desember ini pengelola menyiapkan sejumlah program untuk menarik lebih banyak pelanggan.

“Alas Kuto sudah buka mulai pukul enam pagi. Selama bulan Desember ada free minum kopi atau teh bagi pengunjung yang sarapan. Masih banyak promo lainnya juga,” kata perempuan 38 tahun itu.

Program tersebut membuat suasana pagi di Alas Kuto semakin hidup. "Pengunjung dapat menikmati udara segar, suasana teduh, sekaligus mendapatkan bonus minuman gratis," sambung Ike, ibu dua anak ini.

Pengelola Alas Kuto, Yudhi, mengatakan bahwa pembukaan lebih pagi merupakan bagian dari upaya menghadirkan ruang kuliner yang inklusif bagi warga Sidoarjo. Menurutnya, banyak warga yang membutuhkan tempat sarapan yang nyaman, aman, dan terjangkau di pusat kota.

“Kami ingin Alas Kuto bukan sekadar tempat makan, tetapi menjadi ruang publik yang bisa dinikmati siapa saja dari pagi hingga malam. Pembukaan jam enam pagi ini kami lakukan agar masyarakat punya pilihan sarapan yang lebih sehat dan rileks,” ungkapnya.

Yudhi menambahkan, tingginya antusiasme pengunjung membuat para tenant UMKM semakin bersemangat dalam menghadirkan menu beragam dan layanan terbaik.

 “Semakin banyak warga yang datang, semakin besar pula perputaran ekonomi UMKM di sini. Itu yang ingin kami dukung,” paparnya.

Ragam kuliner yang disajikan para tenant memang cukup lengkap. Dari makanan tradisional, menu berat, aneka kudapan, hingga minuman kekinian, semua bisa ditemui di satu area yang teduh. Kondisi ini membuat Alas Kuto menjadi tempat favorit keluarga, pekerja kantoran, hingga komunitas yang ingin berkumpul.

Pada malam hari, Alas Kuto menampilkan nuansa berbeda. Lampu-lampu bernuansa warm yang memantul di antara pepohonan jati, suara percakapan pengunjung, hingga gelaran live music sederhana memberi suasana hangat dan hidup. Tak jarang sejumlah komunitas mengadakan pertemuan santai di sini.

Dengan konsep ruang terbuka, lokasi strategis di pusat kota, serta program menarik seperti free drink selama Desember, Alas Kuto semakin memperkuat perannya sebagai ruang kuliner publik yang turut menggerakkan ekonomi lokal. Tempat ini bukan hanya menjadi destinasi sarapan dan makan malam, tetapi juga ruang sosial baru bagi warga yang membutuhkan tempat hangout nyaman dari pagi hingga larut malam. (*)