TIMES JATIM, SURABAYA – Berbicara tentang pahlawan Republik Indonesia, November ini merupakan bulannya. Hari Pahlawan yang ditentukan setiap tanggal 10 November tentu menjadi hari spesial bagi bangsa Indonesia. Terlebih lagi untuk Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan.
Tak hanya julukannya saja kota pahlawan. Surabaya juga banyak menyimpan tempat-tempat yang berkaitan dengan pahlawan. Salah satunya pahlawan yang telah berjasa menciptakan lagu kebangsaan kita yaitu Indonesia Raya. Siapa lagi kalau bukan Wage Rudolf Soepratman yaitu salah satu pahlawan yang jejaknya masih terasa hingga kini, seorang komponis yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Melalui nada dan liriknya, W.R. Soepratman menyuarakan semangat kemerdekaan yang kelak mengobarkan perjuangan bangsa.
Di Surabaya, tepatnya di Jalan Mangga No.21, Tambaksari, berdiri sebuah rumah wafat yang saat ini dikenal dengan Museum W.R. Soepratman. Museum ini menyimpan banyak replika peninggalan yang berhubungan dengan W.R. Soepratman.
Jumlah koleksi yang terpajang di Museum W.R Soepratman saat ini sebanyak 39 koleksi yang semuanya merupakan replika, dimana sumber aslinya tersimpan di Museum Sumpah Pemuda di Jakarta. Koleksi diantaranya terdapat replika pakaian W.R Soepratman, replika biola W.R Soepratman, zona memorabilia yang berisi karya-karyanya, serta zona penghargaan pemerintah Indonesia kepada W.R Soepratman. Dan yang paling ikonik dari museum ini adalah patung dari W.R. Soepratman yang tengah memainkan biola berdiri besar di depan museum.

Sejarah singkatnya, bangunan museum ini pada mulanya adalah rumah milik kakak pertama W.R. Soepratman yang bernama Roekiyem Soepratijah. Kemudian W.R. Soepratman tinggal di rumah tersebut pada tahun 1937, hingga akhirnya meninggal dunia pada 17 Agustus 1938 di rumah ini.
Biaya masuk museum hanya Rp5.000 untuk umum, Rp3.000 untuk pelajar luar kota Surabaya, dan gratis biaya masuk untuk pelajar di Surabaya. Tak perlu risau jika ingin datang sendirian ke museum W.R. Soepratman ini, karena di Museum ini tersedia pemandu yang akan memandu dan siap menjawab pertanyaan pengunjung jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan.
“Tujuan utama didirikan museum ini itu untuk memperkenalkan bahwa ini adalah pahlawan yang berjuang tidak menggunakan fisik, tetapi menggunakan seni, menggunakan musik. Supaya kita dapat mengingat bahwa kita juga punya pahlawan yang berada di bidang seni yaitu W.R Soepratman yang juga menjadi penulis dari lagu Indonesia Raya," ungkap Afifah Brisky Cicilia D. selaku pemandu dari museum W.R Soepratman ini.
Keberadaan Museum W.R. Soepratman menjadi pengingat bahwa perjuangan tidak selalu diwujudkan dengan angkat senjata. Melalui musik, W.R. Soepratman menyalakan api nasionalisme yang melintasi generasi. Museum ini bukan hanya tempat menyimpan benda-benda sejarah, tetapi juga ruang refleksi tentang arti kecintaan terhadap tanah air dari sudut pandang seni. (*)
Penulis: Devi Ismayanti (Mg)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Museum W.R. Soepratman Ruang Refleksi Kecintaan Terhadap Tanah Air
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Deasy Mayasari |