TIMES JATIM, MALANG – Semangat mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) yang berkobar, muncul pada saat disapa oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian atau BPPSDMP Kementan Prof Dedi Nursyamsi dalam forum Kuliah Umum yang diselenggarakan di Aula Sasana Giri Sabha Ir. Samsuddin Abas kampus I Lawang pada Minggu (27/3/2022).
Kuliah Umum diikuti oleh lebih dari 1000 orang civitas akademika Polbangtan Malang, baik yang hadir secara offline di kampus, maupun yang mengikuti secara online, termasuk diantaranya mahasiswa Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Direktur Polbangtan Malang Dr. Setya Budhi Udrayana menyampaikan bahwa saat ini pembelajaran tatap muka dilaksanakan bagi mahasiswa tingkat 1 dan 2 dengan jumlah sekitar 400 mahasiswa. Penarikan mahasiswa ke kampus untuk tinggal di asrama, dilakukan agar pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih baik, teori maupun praktik.
"Karena vokasional menuntut capaian kompetensi hard skill yang baik, maka mahasiswa tidak hanya belajar secara daring, akan tetapi harus melaksanakan praktek di kampus," ujarnya dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Senin (28/3/2022).
Dalam acara tersebut, hadir Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Dr. Ida Widhi Arsanti, Kepala BBPP Batu, Kepala BBPP Ketindan, dosen dan tenaga penunjang lainnya. Dedi menyampaikan pentingnya pendidikan karakter bagi generasi penerus pertanian Indonesia.
Melalui pendidikan vokasi ini, kata Dedy, Kementerian Pertanian bermaksud untuk mencetak lulusan yang berkualifikasi unggul, sebagai qualified job seeker maupun job creator.
Dia mengatakan, alumni Polbangtan juga harus mampu menggerakkan orang orang disekelilingnya untuk lebih inovatif, produkif dan berdaya saing tinggi. Untuk bisa seperti itu, kata dia, mindset harus diubah lebih positif sehingga mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari hari untuk terus menjadi lebih baik.
Mengutip pernyataan Menteri Pertanian, bahwa pertanian tidak boleh berhenti, pertanian harus mampu menyediakan pangan bagi seluruh rakyat, maka pendidikan pertanian juga tidak boleh berhenti berinovasi, mencetak lulusan yang profesional, mandiri dan berdaya saing, sehingga diharapkan terwujud pertanian yang maju, mandiri dan modern. (*)
Pewarta | : |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |