TIMES JATIM, SURABAYA – Universitas Surabaya (Ubaya) bersama International Council for Small Business (ICSB) Indonesia peringati Hari UMKM International, Sabtu (27/6/2020).
Dirayakan melalui daring, webinar ini bertema 'Selamat Datang New Normal: Menyerah Bukan Pilihan'. Webinar diikuti oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki, Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM RI Rully Indrawan, Rektor Ibaya, Ir. Benny Lianto, MMBAT, Founder and Chairman ICSB Indonesia Hermawan Kartajaya, President ICSB Global Ahmed Osman, Past President ICSB Global Ki-Chan Kim, President ICSB Indonesia Jacky Mussry, serta Koordinator Wilayah ICSB Jawa Timur Mufid Wahyudi yang berperan sebagai pemateri dalam webinar tersebut. Selain itu juga diikuti oleh ribuan partisipan dari UMKM berbagai daerah Indonesia mulai dari akademisi, praktisi, dan pemerintah.
Rektor Ubaya, Ir. Benni Lianto, MMBAT memaparkan dalam materinya mengenai peran strategis perguruan tinggi dalam mendukung UMKM Indonesia maju dan unggul. Topik yang disampaikan berjudul 'The Strategic Role of University in Empowering Micro Small Enterprises: A Case of Ubaya".
"Webinar kali ini merupakan kegiatan yang sesuai dengan program Ubaya selama pandemi yaitu #UbayaForIndonesia. Ubaya berupaya untuk membantu kebutuhan dan pengembangan UMKM di suatu daerah melalui penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta Hexa Helix Synergy," tutur Benny Lianto.
Lanjutnya, terdapat lima aspek dalam mendukung pengembangan UMKM yang telah diterapkan di Ubaya yaitu meningkatkan kualitas dan standarisasi produk, membantu UMKM memiliki akses terhadap sumber-sumber pendanaan, mengembangkan human resource dan entrepreneurship, mendorong pemasaran serta inovasi produk, dan menggunakan informasi system and technology.
"Ubaya juga telah membina pelaku UMKM Dede Satoe (DD1) yang memproduksi sambal, mereka membuktikan bisa survive dan permintaan produk terus meningkat selama pandemi," terang Benny Lianto.
"Dari sini ada satu hal yang perlu diingat bahwa UMKM harus punya mentalitas pelaku usaha untuk maju atau pola pikir kewirausahaan yang tinggi. Inilah yang menjadi proses dari keberhasilan, jadi tidak hanya dari apa yang kita berikan tapi juga ada semangat dari pelaku usaha," lanjutnya.
Selain itu, Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM RI menyampaikan, terdapat lima skema perlindungan dan pemulihan UMKM di tengah Covid-19 yaitu UKM kategori miskin dan rentan sebagai penerima bansos, pemberi insentif pajak bagi UMKM dengan omset dibawah Rp. 4,8 miliar per tahun.
"Selain itu, relaksasi serta restrukturisasi kredit bagi UMKM, perluasan pembiayaan modal kerja, sekaligus Kementerian, BUMN, dan Pemerintah Daerah menjadi penyangga UMKM," jelas Teten Masduki.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Menteri Koperasi dan UMKM RI juga mengatakan, perlunya semangat dalam wirausaha terlebih semakin banyak jumlah pengusaha muda saat ini.
"Saatnya kita bangkit dengan mengembangkan usaha mandiri, Semangat wirausaha pada kelompok muda semakin besar saat ini, harus dijaga momentumnya. Mari Indonesia bersama bangkit untuk menuju Indonesia Emas 2045 dan UMKM menjadi pilar pentingnya," terang Rully Indrawan.
Pada kesempatan ini, ICSB juga melakukan launching program Bangkit Jadi UMKM Unggul dan aplikasi layanan Pasar Gotong Royong yang memfasilitasi pelaku usaha di Indonesia dalam menjual serta mempromosikan produknya.
Selain itu, juga diadakannya peresmian E-book dengan judul 'Menyerah Bukan Pilihan' yang ditulis oleh 20 anggota ICSB dari berbagai daerah di Indonesia.
"Marketing dan entrepreneurship ini harus dikawinkan. Jika tidak maka bahaya untuk UMKM. Giving up it's not the option. Kita sebagai UMKM tidak bisa bergantung dengan pemberian terus menerus dari government. If you're the real entrepreneur, bantuan ini menjadi awal untuk naik lagi tetapi seterusnya jika ingin bangkit dan menjadi UMKM yang kuat maka harus bisa mencari investor atau pameran sendiri," ungkap Hermawan Kartajawa saat menutup webinar yang diadakan Ubaya bersama ICSB ini. (*)
Pewarta | : Inntan Wulandari (MG-236) |
Editor | : Deasy Mayasari |