https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Apakah Perempuan Tak Patut Bergelut Bidang STEM? Ini Kata Akademisi Universitas Edinburgh

Kamis, 12 September 2024 - 19:21
Apakah Perempuan Tak Patut Bergelut Bidang STEM? Ini Kata Akademisi Universitas Edinburgh Prof. Nathalia Tjandra dari Universitas Edinburgh saat mengisi lokakarya di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, SURABAYA – Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) merupakan bidang yang banyak digeluti oleh laki-laki. Hal tersebut membuat perempuan kerap kali minder untuk bersaing dibidang STEM. 

Padahal, perempuan memiliki kemampuan yang sama seperti pria, namun, bias dalam masyarakat menjadi salah satu hambatan untuk berhasil dalam bidang tersebut. 

Seperti halnya diungkap Prof. Nathalia Tjandra dari Universitas Edinburgh saat mengisi lokakarya di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Rabu (11/9/2024) 

Menurutnya, external environment banyak mempengaruhi anak perempuan untuk melanjutkan studi atau bekerja di bidang STEM.

"Karena memang biasnya laki-laki," kata Prof. Nathalia saat ditemui TIMES Indonesia.

Fenomena perempuan yang dipandang sebelah mata ketika menggeluti STEM tak hanya ada di Indonesia saja, melainkan juga terjadi di penjuru dunia. 

"Tetapi di Indonesia lebih dominan karena budaya, culture juga pandangan masyarakat terhadap perempuan untuk bekerja bidang tersebut," lanjutnya. 

Dirinya ingin memberdayakan perempuan Indonesia agar percaya diri untuk bekerja bidang STEM. Selain sharing talk langsung dengan peserta didik, ia juga melakukan pendekatan dengan pihak sekolah karena. 

"Melibatkan pihak sekolah itu sangat penting. Karena itu, kami juga membekali para guru. Sehingga diharapkan para siswa bisa menumbuhkan rasa percaya diri untuk bersaing bidang STEM," jelas Prof. Nathalia. 

Lebih lanjut, ia juga membagikan tips agar para perempuan bisa lebih percaya diri untuk bersaing dibidang STEM. Diantaranya harus memiliki keinginan yang kuat dan passion. 

"Keinginan itu harus dimulai dari diri sendiri, tak hanya itu, passion juga penting. Kalau tidak ada motivasi yang kuat itu tidak akan berarti, karena dunia STEM bukan sesuatu yang gampang, itu challenging," tandasnya. 

Sementara itu, salah satu guru asal Kota Ambon, Erna Ch D. Tomasilia mengaku bertambah wawasan mengenai STEM karena mengikuti kegiatan tersebut. 

"Itu membekali kami para guru ketika kembali ke sekolahan masing-masing bisa memotivasi para siswa untuk menentukan pilihannya, terutama bidang eksakta," katanya. 

"Karena bagi siswa eksakta itu susah atau momok. Dengan begitu, melalui kegiatan ini kami disiapkan untuk membuka wawasan peserta didik ketika mereka menggeluti STEM itu ada masa depan yang cerah," sambung Erna. (*)

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.