TIMES JATIM, MALANG – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Malang) kembali menambah jajaran guru besar dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Rahmat Aziz, M.Si sebagai Guru Besar Psikologi Pendidikan.
Acara pengukuhan yang berlangsung pada Rabu (4/12/2024) dihadiri oleh para pimpinan universitas, dosen, mahasiswa, serta tamu undangan dari berbagai institusi pendidikan dan pemerintahan.
Dalam orasi ilmiahnya bertajuk "Pendidikan Kreatif untuk Kesehatan Mental Mahasiswa, Strategi dalam Mengembangkan Wellbeing dan Mengurangi Distres Mahasiswa," Prof. Rahmat Aziz memaparkan tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan dalam menghadapi kompleksitas kehidupan mahasiswa di era modern.
Menurut Prof. Rahmat, tekanan akademik yang semakin tinggi, ditambah dengan persaingan karier yang ketat, menjadi faktor utama meningkatnya tingkat kecemasan dan depresi di kalangan mahasiswa.
Ia menyoroti kesenjangan dalam pendekatan pendidikan tradisional yang selama ini lebih banyak berfokus pada aspek kognitif semata tanpa memberikan perhatian yang memadai pada kesehatan mental. “Kesehatan mental merupakan fondasi penting bagi mahasiswa untuk dapat berkembang secara optimal, baik di bidang akademik maupun kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Dalam presentasinya, Prof. Rahmat menunjukkan data profil kesehatan mental mahasiswa yang diambil dari penelitian melibatkan lebih dari 1.400 mahasiswa. Data tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa berada pada tingkat kesehatan mental yang rentan, sehingga memerlukan pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan menyeluruh. Berdasarkan data tersebut, ia menawarkan konsep pendidikan kreatif yang dapat menjadi solusi atas persoalan ini.
Prof. Rahmat memaparkan bahwa pendekatan pendidikan kreatif mengintegrasikan proses belajar dengan pengembangan keterampilan berpikir kritis, empati, resiliensi, dan kesejahteraan psikologis. Konsep ini berupaya menyelaraskan antara kebutuhan intelektual dan kebutuhan emosional mahasiswa.
Pendekatan tersebut juga mengutamakan pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi yang memungkinkan mahasiswa untuk lebih terlibat aktif, kreatif, serta memiliki ruang untuk mengelola stres dengan lebih baik.
Selain itu, Prof. Rahmat mengusulkan penggunaan teknologi kreatif untuk menciptakan lingkungan kampus yang kondusif. Hal ini mencakup pengembangan aplikasi atau platform digital yang dapat mendukung pembelajaran interaktif sekaligus memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka.
“Teknologi seharusnya menjadi alat yang mempermudah mahasiswa mengembangkan potensi diri mereka, bukan justru menjadi beban tambahan,” ujar beliau.
Lebih lanjut, Prof. Rahmat juga menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai spiritual dalam pendidikan melalui pendekatan Ulul Albab. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan generasi mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual, keluasan ilmu, keagungan akhlak, dan kematangan profesional.
“Sinergi antara aspek intelektual, emosional, sosial, dan spiritual akan melahirkan individu yang memiliki keseimbangan dalam menghadapi dinamika kehidupan,” jelasnya.
Dalam orasi ilmiah tersebut, Prof. Rahmat juga menyampaikan harapan besar agar sistem pendidikan di Indonesia dapat bertransformasi menjadi lebih inklusif dan holistik. Ia menilai, pengembangan sistem pendidikan harus mampu menjawab tantangan zaman dengan mengedepankan kreativitas dan kesejahteraan sebagai elemen utama.
“Pendidikan yang berorientasi pada kesehatan mental tidak hanya membangun mahasiswa yang sehat secara psikologis, tetapi juga membentuk generasi yang inovatif, berempati, dan mampu berkontribusi bagi masyarakat,” pungkasnya. (*)
Pewarta | : Achmad Fikyansyah |
Editor | : Imadudin Muhammad |