Pendidikan

Mahasiswa Polinema Olah Pakan Ternak Pakai Fermentasi Kotoran Sapi

Sabtu, 31 Juli 2021 - 22:26
Mahasiswa Polinema Olah Pakan Ternak Pakai Fermentasi Kotoran Sapi Mahasiswa Politeknik Negeri Malang saat melakukan pengabdian kepada masyarakat di Trenggalek. (FOTO: Humas Polinema for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) berinovasi membuat pakan ternak dengan memanfaatkan fermentasi kotoran sapi. Inovasi tersebut dituangkan dan dipraktekkan dalam pengabdian masyarakat.

PKM PM dilakukan oleh tim mahasiswa kreatif ini di Desa Suruh, Kabupaten Trenggalek, mulai 12 Juli 2021 sampai 27 Juli 2021.

Satu tim terdiri dari lima mahasiswa yaitu Ruqayah Ira Yulina selaku ketua tim (Prodi D-III Teknik Kimia), Lukman Ali Muhyiddin (Prodi D-III Teknik Kimia), Lilik Handika (Prodi D-IV Akuntansi Manajemen), Qurratu Ayunin (Prodi D-IV Akuntansi Manajemen) dan Alvindha Wahyu Freadyansyah (Prodi D-III Teknik Telekomunikasi).

Ketua Tim, Ruqayah, mengatakan peternakan sapi di tempat tersebut merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat. Usaha peternakan sapi memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

"Beberapa dampak negatif tersebut yaitu terganggunya masyarakat dengan bau yang tidak sedap dan keberadaan kotoran sapi yang seringkali dibuang sembarangan," jelasnya.

Mahasiswa-Politeknik-Negeri-Malang2-2.jpg

Kotoran sapi yang dibuang sembarangan ke perairan seperti sungai atau parit tersebut akan mencemari kualitas air dalam perairan dan menciptakan bahaya kesehatan pada manusia atau ternak yang mengkonsumsi air tersebut.

Menurutnya, kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengolah limbah juga menjadi kendala. Padahal kotoran sapi dapat diolah dengan baik sebagai alternatif pakan ternak yang kaya akan manfaat dan nutrisi.

"Kotoran sapi ini dicampur dengan dedak, jagung, dan ampas tahu untuk menaikkan nilai gizi. Kami menawarkan program untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi pakan fermentasi yang bisa dimanfaatkan sebagai campuran untuk pakan unggas," terangnya. 

Program ini bermitra dengan Kelompok Sapi Perah “Setia Kawan” Desa Suruh Kabupaten Trenggalek yang diketuai oleh Budi Arto. Program dilaksanakan secara daring dan  luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Selain itu, tim juga menawarkan program tambahan yaitu edukasi pupuk cair. Tim PKM – PM mengadakan sharing dengan mitra mengenai pupuk cair yang bahan utamanya juga kotoran sapi. Sehingga nantinya, masyarakat akan mendapatkan ketrampilan tambahan untuk mengolah limbah kotoran sapi menjadi produk yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.

Ketua Mitra Kelompok Sapi Perah Setia Kawan Budi Arto bersyukur dengan adanya inovasi yang digawangi oleh mahasiswa Polinema.

Mahasiswa-Politeknik-Negeri-Malang-3.jpg

"Alhamdulillah manfaatnya banyak sekali khususnya bagi kami peternak sapi perah di lingkungan Desa Suruh ini terutama untuk mengurangi limbah kotoran sapi perah yang dimanfaatkan sebagai pakan unggas," ungkapnya.

Manfaat program ini untuk Mitra di antara adalah mengetahui cara pemanfaatan limbah dan pembuatan pakan fermentasi dari limbah kotoran sapi.

Selain itu, terciptanya sentra industri pakan fermentasi kotoran sapi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Suruh Kabupaten Trenggalek.

Terakhir, terbentuknya suatu masyarakat mandiri yang mampu berfikir kreatif dan inovatif.

Hal ini selaras dengan jargon mereka yaitu “PERMEN KOPI : Kreatif Inovatif dan Solutif” . Kreatif dan Inovatif dalam menciptakan produk yaitu pakan fermentasi dari kotoran sapi juga pupuk cair.

Kotoran sapi yang seringkali hanya dianggap limbah bisa diolah lagi melalui proses fermentasi menghasilkan pakan yang dapat digunakan sebagai campuran pakan untuk unggas dan pupuk cair yang cepat diserap oleh tanah. Solutif untuk mengatasi permasalahan limbah yang mencemari masyarakat dan lingkungan sekitar.

Sementara itu, Dosen Pendamping mahasiswa, Ade Sonya Suryandari, S.T., M.T., M.Sc berharap program PKM-PM ini dapat berkelanjutan khususnya bagi kelompok ternak yang lain yang berada di wilayah Desa Suruh Trenggalek.

"Saat ini telah dijalin komunikasi yang baik dengan Kepala Desa Suruh terkait program ini. Semoga ini menjadi awal yang baik dan berkelanjutan," tukasnya.

Dosen Polinema ini menambahkan, program penunjang seperti pendampingan pendistribusian dan pemasaran produk juga diharapkan dapat diinisiasi, sehingga manfaat dari program dapat langsung dirasakan oleh mitra khususnya kelompok ternak sapi di Desa Suruh. (*)

Pewarta : Mohammad Naufal Ardiansyah
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.