TIMES JATIM, MALANG – Pakar Komunikasi UB Malang (Universitas Brawijaya) Maulina Pia Wulandari, Ph.D mengatakan rencana Pemkot Malang menggandeng influencer dalam edukasi vaksinasi Covid-19 harus mendapatkan pertimbangan matang.

Salah satu indikatornya kata dia adalah mencari influencer dengan latar belakang yang baik. Karena mereka adalah role model (contoh teladan) bagi masyarakat.

"Track recordnya harus bagus agar image pemerintah turut baik dan sosialisasi vaksinasi bisa sukses," kata Pia dalam acara talk show radio, Kamis (21/1/2021).

Pemkot Malang memang berencana melibatkan banyak pihak, termasuk di dalamnya adalah influencer. Hal ini dilakukan sebagai upaya kampanye positif untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin itu aman dan sudah sesuai prosedur uji coba.

Dalam kampanye ini, beber Pia, pemerintah tetap berada sebagai posisi komunikator tunggal. Agar tepat sasaran dan efisien, kampanye tersebut perlu sinergi. 

"Dalam Kampanye dan sosialisasi membutuhkan medium of channel yang banyak, tool banyak dan strategi yang tepat," sambungnya.

Opsi lain yang ditawarkan Pia kepada pemerintah adalah menggelar sosialisasi melalui zoom meeting kepada elemen masyarakat seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan milenial dan termasuk influencer.

"Sampaikan produk knowledge (vaksin). Lalu untuk hal lain semisal poster, flyer, video bisa didownload di nomer atau link ini misalnya gitu. Nanti diharapkan bisa dishare oleh influencer yang punya banyak follower," terangnya.

Pakar Komunikasi UB Malang ini berpesan kepada Pemkot Malang agar tidak hanya melibatkan influencer, tapi juga kalangan akademisi. Apalagi, Kota Malang dikenal dengan Kota Pendidikan yang segmennya dinilai penting untuk dipertimbangkan. (*)