https://jatim.times.co.id/
Pendidikan

Festival Inklusi di UM Jadi Panggung Kreativitas dan Kesetaraan

Kamis, 09 Oktober 2025 - 16:37
Festival Inklusi di UM Jadi Panggung Kreativitas dan Kesetaraan Penampilan salah satu peserta disabilitas dan Talkshow dalam Festival Inklusi UM, Kamis (9/10/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, MALANG – Penuh haru dan bangga. Begitulah atmosfer yang terasa dalam gelaran Festival Inklusi 2025, di Outdoor Learning Space Universitas Negeri Malang, Kamis (9/10/2025). Bagaimana tidak, dalam acara itu, puluhan difabel dari berbagai daerah tampil dengan penuh semangat.

Di tengah keterbatasan yang dimiliki, mereka berhasil membawa penampilan yang mampu menginspirasi seluruh penonton. Ada yang menari, menyanyi, hingga fashion show, semua tampil di atas satu mimbar: panggung kreativitas dan kesetaraan. Mulai dari tunarungu, tunadaksa, hingga tunagrahita semua punya nilai yang sama di panggung ini.

Festival yang diinisiasi oleh Pusat Layanan Pendidikan Penyandang Berkebutuhan Khusus (PLPBK) UM ini menjadi wadah untuk menunjukkan potensi golongan disabilitas. Acara ini sudah memasuki tahun kedua setelah pertama kali digelar pada 2024. Tahun ini, festival semakin meriah dengan partisipasi hampir ratusan peserta dengan penampil puluhan anak disabilitas dari 32 instansi. Tidak hanya itu, sebanyak 11 tenant bazar juga ikut berpartisipasi memamerkan produk karya disabilitas.

Selain penampilan seni, festival ini juga menghadirkan talkshow bertajuk “Peluang dan Tantangan Dunia Kerja Inklusif: Saatnya Talenta Disabilitas Bersinar.” Beberapa narasumber hadir untuk berbagi perspektif, di antaranya Kepala PLPBK LPPP UM Imanuel Hitipeuw, Project Manager DNetwork Wisnu Saputra, Staff Owner Juragan 99 yang juga staf Humas Polres Batu, Rara Lingga Mardiani Pragasiwi yang juga penyandang disabilitas.

Festival-Inklusi-UM-b.jpg

Talkshow ini menjadi ruang dialog tentang bagaimana dunia kerja bisa semakin ramah bagi penyandang disabilitas. Diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya mengubah paradigma dari sekadar “memenuhi kewajiban” menjadi benar-benar menciptakan lingkungan yang inklusif, baik di kampus maupun di dunia kerja.

Dyah Sulistiyorini, Tim Pengembang PLPBK UM sekaligus Koordinator Humas Festival Inklusi, menjelaskan bahwa festival ini digelar untuk memberi ruang pada disabilitas agar bisa menunjukkan potensi mereka.

“Festival ini intinya memberi wadah untuk teman-teman disabilitas unjuk karya. Ada penampilan seni, ada bazar dan pameran, juga lomba esai. Tujuannya membangun inklusivitas. Dan kami sadar, inklusivitas tidak bisa dilakukan sendirian, semua elemen harus bergerak,” kata Dyah.

Menurutnya, isu inklusivitas saat ini semakin mendapat perhatian seiring hadirnya regulasi yang mendorong penerimaan penyandang disabilitas baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja. Tantangan berikutnya adalah bagaimana menciptakan kampus dan tempat kerja yang benar-benar ramah disabilitas, sehingga mereka merasa nyaman dan dihargai.

Dyah menambahkan, meski PLPBK UM baru berdiri sekitar tiga tahun namun sudah ada beberapa gebrakan yang telah mereka lakukan. Pihaknya juga aktif menjalin kolaborasi eksternal dan menyelenggarakan program yang melibatkan publik luas.

“Harapan kami lewat festival ini semakin banyak yang paham dan aware tentang dunia inklusif. Selain itu, jaringan juga bisa semakin luas, sehingga teman-teman disabilitas tidak lagi termarginalkan, tapi bisa diterima di dunia kerja maupun pendidikan,” ujarnya.(*)

Pewarta : Achmad Fikyansyah
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.