TIMES JATIM, JEMBER – Pemkab Jember siap bersinergi dengan Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Jember untuk menggelar kompetisi secara berjenjang dan rutin, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Sebab, pertandingan secara teratur dan sistematis itu akan memiliki dua manfaat sekaligus. 

“Selain mencari bibit-bibit pemain sepak bola berkualitas, ini juga akan menggerakkan roda perekonomian,” ujar Bupati Jember, Hendy Siswanto saat menghadiri pembukaan seleksi pemain U-16 dan U-19 yang digelar Asskab Jember pada Sabtu (6/3/2021).

Seleksi akan dilakukan selama beberapa hari di stadion legendaris Jember, Stadion Notohadinegoro. 

Berdasarkan pengalamannya selama kampanye setahun terakhir, Hendy melihat animo masyarakat Jember yang sangat besar terhadap olahraga sepak bola.

Saat itu, tim sukses Hendy-Firjaun kerap menggunakan sepak bola untuk bersosialisasi ke berbagai penjuru masyarakat Jember. 

“Saya berpikir, kalau turnamen bisa digelar secara berkelanjutan, ini akan bagus untuk perputaran ekonomi rakyat,” ujar alumnus STM Negeri (sekarang SMKN 2) Jember ini. 

Hendy mengaku telah mendiskusikan rencana mendukung digulirkannya turnamen atau kompetisi sepak bola secara teratur tersebut kepada praktisi sepak bola Jember.

“Ternyata kalaupun kompetisi digelar setiap minggu, itu satu tahun belum tentu cukup. Ini kan potensi luar biasa,” lanjut Hendy. 
    
Lebih lanjut, Hendy juga siap mendorong perubahan struktural terkait olahraga di Jember.

Tidak saja di sisi instansi pemerintahan yang mengurusi olahraga seperti Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

Tolok ukur yang digunakan adalah prestasi. 

“Semuanya akan kami restrukturisasi. Tidak hanya OPD (Organisasi Perangkat Daera/instansi pemerintah). KONI dan organisasi induk cabang olahraga (Cabor) juga. Yang tidak berprestasi, buat apa dipertahankan,” ujar Hendy. 

Rencana dukungan untuk kompetisi rutin tersebut disambut hangat oleh Asskab Jember sebagai kepancangan induk cabor PSSI.

Menurut Ketua Asskab Jember, Sutikno, sejumlah rencana telah dikaji untuk menggelar kompetisi tanpa melanggar prokes. 

“Mulai dari kompetisi internal, open tournament, pertandingan uji coba, sudah kami rancang konsepnya,” tutur Sutikno. 

Adapun seleksi pemain U-16 dan U-19 tersebut merupakan inisiasi dari Asskab Jember, setelah mendapat instruksi dari PSSI dan Assosiasi PSSI Provinsi (Assprov) Jatim.

“Sebenarnya kami diminta hanya kirim nama saja. Data pemain kami sudah punya, tetapi kami ingin mengirim nama pemain yang benar-benar berkualitas,” ujar Sutikno. 
    
Seleksi pemain kembali digelar Asskab Jember, dengan pertimbangan, setelah jeda kompetisi setahun akibat pandemi, kondisi kebugaran dan skill pemain bisa berubah dari data sebelumnya. 

Berdasarkan surat yang dikirim oleh Assprov atas perintah PSSI, setiap perwakilan PSSI di kabupaten/kota serta klub anggota PSSI dan sekolah sepak bola diminta untuk mengirim data pemain terbaiknya. Yaitu lima nama pemain terbaik kelahiran 2006 dan 2007; serta lima nama pemain terbaik kelahiran 2003 dan 2004. 

Mereka akan dijaring lagi untuk masuk dalam dua tim Garuda Muda, yakni Timnas U-16 dan Timnas U-19.

“Sebenarnya tanpa seleksi pun kami bisa melakukan, karena data sudah ada. Hanya saja kami ingin benar-benar pemain berkualitas yang kami kirim. Karena kami kan tidak tahu kualitas skill mereka setelah jeda lama,” ujar mantan Manajer tim Persid Junior ini. 

Dalam pantauan TIMES Indonesia, total seleksi diikuti oleh 400 remaja.

Persaingan benar-benar ketat, karena hanya 5 pemain U-16 dan 5 pemain U-19 yang bisa lolos, untuk kemudian di seleksi dengan pemain dari daerah lain. 

Sebagai informasi, Pemkab Jember menyatakan komitmennya untuk bersinergi dengan Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Jember dalam menggelar kompetisi secara berjenjang dan rutin. Kompetisi akan digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). (*)