https://jatim.times.co.id/
Kopi TIMES

Pusat Hilirisasi Mineral ASEAN untuk Kemajuan Ekonomi Kawasan

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:33
Pusat Hilirisasi Mineral ASEAN untuk Kemajuan Ekonomi Kawasan Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Bambang Suswantono, menggarisbawahi tekad bersama negara-negara ASEAN untuk mengangkat ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi. Untuk merealisasikan tekad besar tersebut, diperlukan upaya besar dan kuat dari seluruh negara anggota ASEAN. Visi tersebut, menurut Bambang, adalah menjadikan ASEAN sebagai pusat hilirisasi mineral. Untuk mencapai tujuan tersebut, delegasi ASEAN yang hadir dalam pertemuan The ASEAN Senior Officials Meeting on Minerals (ASOMM) perlu kembali memfokuskan program implementasi yang mendukung visi ini. Program tersebut akan dimasukkan dalam ASEAN Minerals Cooperation Action Plan (AMCAP) ke IV.

Dalam rangka mewujudkan visi besar tersebut, Bambang menjelaskan bahwa diperlukan tindakan besar dan komitmen kuat dari semua negara anggota ASEAN. Kerja sama yang erat diperlukan untuk merancang kerangka kerja sama mineral di antara negara-negara ASEAN. Lebih lanjut, Indonesia berkeinginan untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan negara anggota ASEAN pada setiap tahapan, mulai dari pengembangan rencana aksi, program implementasi, hingga evaluasi dan rekomendasi solutif untuk kemajuan yang lebih besar dalam pengembangan mineral ASEAN.

Bambang juga menyoroti potensi mineral yang besar yang dimiliki oleh ASEAN, terutama mineral kritis. Dalam konteks ini, ASEAN diharapkan menjadi pemain utama dalam pasar mineral kritis di dunia. Potensi mineral yang besar menjadi peluang strategis untuk mendorong ASEAN menjadi pusat pertambangan yang berpengaruh dalam skala global. Sebagaimana diinginkan oleh para pemimpin, ASEAN diharapkan menjadi pusat produksi global industri kendaraan listrik, dan potensi mineral yang besar menjadi pendorong utama dalam mewujudkan visi tersebut.

Kerja sama dalam bidang mineral ASOMM telah dimulai sejak pertemuan pertamanya di Bali pada 22-24 Oktober 1996. Bambang mengapresiasi pencapaian ASEAN dalam kerja sama mineral selama 28 tahun terakhir, namun ia juga menekankan bahwa masih diperlukan tindakan yang lebih komprehensif agar kerja sama mineral dapat lebih strategis dalam waktu yang akan datang. Hal ini menegaskan pentingnya terus melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap program-program yang ada, guna memastikan bahwa kerja sama tersebut tetap relevan dan efektif sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain itu, perlu dipahami bahwa visi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral tidaklah hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait semata. Keterlibatan aktif dari sektor swasta dan masyarakat sipil juga menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan visi tersebut. Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan industri mineral di ASEAN.

Selain menjadikan ASEAN sebagai pusat hilirisasi mineral, langkah ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas bagi pembangunan ekonomi regional ASEAN secara keseluruhan. Pertumbuhan industri mineral akan membuka peluang baru untuk peningkatan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta peningkatan daya saing ASEAN dalam pasar global.

Namun, dalam mewujudkan visi ini, terdapat berbagai tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah tantangan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dalam pengembangan industri mineral, perlu diupayakan agar eksploitasi sumber daya alam dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan SDM di bidang industri mineral. Hal ini mencakup peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja di sektor ini, serta pengembangan teknologi dan inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pengelolaan sumber daya mineral.

Dalam hal ini, dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil, menjadi sangat penting. Diperlukan sinergi antara semua pihak terkait dalam mengidentifikasi dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, serta mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan bersama dalam mengembangkan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Dalam konteks ini, peran ASEAN sebagai forum kerja sama regional menjadi sangat penting. Melalui forum ini, negara-negara anggota dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan industri mineral di kawasan ASEAN.

Visi menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral bukanlah sekadar impian, melainkan juga sebuah tantangan dan peluang yang signifikan bagi negara-negara anggotanya. Dengan komitmen yang kokoh, kerja sama yang erat, dan langkah-langkah strategis yang tepat, ASEAN memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor mineralnya secara optimal. Hal ini akan berdampak positif bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di seluruh kawasan ASEAN.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa pengembangan industri hilirisasi mineral akan memerlukan upaya bersama yang berkelanjutan dari seluruh negara anggota ASEAN. Komitmen yang kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi tersebut. Tanpa adanya kesatuan dalam tujuan dan langkah-langkah yang konsisten, visi tersebut akan sulit untuk tercapai.

Kerja sama antar negara anggota ASEAN juga akan menjadi faktor penentu dalam kesuksesan pengembangan industri hilirisasi mineral di kawasan ini. Dengan membagi pengetahuan, sumber daya, dan teknologi, negara-negara ASEAN dapat saling mendukung dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor mineral. Dengan demikian, ASEAN dapat menjadi kekuatan utama dalam pasar mineral global.

Selanjutnya, diperlukan pula upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualifikasi sumber daya manusia di bidang industri mineral. Pendidikan dan pelatihan yang berkualitas akan membantu menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan profesional dalam mengelola sumber daya mineral dengan baik. Selain itu, pengembangan inovasi dan teknologi baru juga akan memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing industri mineral ASEAN.

Selain memperkuat sektor mineral dalam negeri, ASEAN juga harus mempertimbangkan potensi pasar luar negeri. Dengan memasuki pasar global, ASEAN dapat memperluas jangkauan produk mineralnya dan meningkatkan pendapatan dari ekspor. Namun, hal ini juga memerlukan strategi pemasaran yang cerdas dan kebijakan perdagangan yang mendukung.

Pengelolaan sumber daya mineral secara berkelanjutan juga menjadi aspek penting dalam pengembangan industri hilirisasi mineral di ASEAN. Langkah-langkah perlindungan lingkungan dan rehabilitasi lahan yang efektif harus diintegrasikan dalam kebijakan pengelolaan mineral. Dengan demikian, sektor mineral dapat berkontribusi secara positif bagi pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN.

Selain aspek ekonomi dan lingkungan, aspek sosial juga harus diperhatikan dalam pengembangan industri hilirisasi mineral di ASEAN. Perlindungan hak-hak masyarakat lokal, pembangunan infrastruktur yang inklusif, dan penciptaan lapangan kerja yang layak harus menjadi bagian integral dari strategi pengembangan sektor mineral. Dengan demikian, manfaat ekonomi dari sektor mineral dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pentingnya regulasi yang jelas dan tegas juga tidak boleh diabaikan dalam pengembangan industri hilirisasi mineral di ASEAN. Regulasi yang baik akan menciptakan lingkungan bisnis yang stabil dan terpercaya bagi para pelaku industri. Selain itu, regulasi yang mendukung juga akan membantu dalam menarik investasi dan meningkatkan daya saing ASEAN di pasar global.

Dalam menjalankan visi tersebut, ASEAN juga harus memperkuat kerja sama dengan mitra internasional. Kemitraan yang kuat dengan negara-negara dan organisasi lain akan memperluas akses pasar, teknologi, dan sumber daya bagi industri mineral ASEAN. Dengan demikian, ASEAN dapat memperkuat posisinya sebagai pusat industri hilirisasi mineral yang berpengaruh di tingkat global.

Namun, perlu diakui bahwa terdapat berbagai tantangan yang akan dihadapi dalam mewujudkan visi tersebut. Tantangan seperti fluktuasi harga mineral global, persaingan dengan produsen lain, dan masalah regulasi internal menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan dengan serius oleh ASEAN. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang matang dan kesiapan untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang muncul.

Dengan demikian, visi menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Dengan komitmen yang kuat, kerja sama yang erat, dan tindakan yang tepat, ASEAN memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor mineralnya secara optimal. Hal ini akan membawa manfaat yang besar bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kawasan ini.

***

*) Oleh : Andhika Wahyudiono, Dosen UNTAG Banyuwangi

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.