https://jatim.times.co.id/
Kopi TIMES

Kongres Pendidikan NU: Membidik Generasi Menuju Pendidikan Tinggi yang Ideal

Selasa, 07 Januari 2025 - 09:15
Kongres Pendidikan NU: Membidik Generasi Menuju Pendidikan Tinggi yang Ideal Wahyu Eko Pujainto, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

TIMES JATIM, SIDOARJO – Nahdlatul Ulama (NU) sejak kelahirannya merupakan wadah perjuangan untuk menentang segala bentuk penjajahan dan merebut kemerdekaan negara Republik Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang. Saat ini perjuangan tersebut digiatkan melalui pendidikan. 

Pendidikan NU mempunyai dua ciri filosofis yang esensial; al-I’timad 'ala al-Nafsi (berdikari) dan Fi al-Ijtimaiyah (memasyarakat), artinya dihidupi oleh masyarakat. masyarakat nahdliyyin memicu transformasi pendidikan di segala bidang, seperti aspek institusi pendidikan, kurikulum, metodologi dan aspek fungsi kelembagaan. 

Pembaharuan tersebut dilakukan agar pendidikan pesantren dan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam Indonesia mampu menjawab tantangan perubahan zaman. Nahdlatul Ulama mampu menjawab tantangan bagi perguruan tinggi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 dengan mendesain lulusan yang peka dan siap terhadap perubahan zaman, tangguh dalam segala medan, terampil dan berpegang pada pondasi karakter Pancasila. 

Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berbasis keagamaan, LPTNU telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi yakni Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Sejauh ini banyaknya penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh civitas akademika menjadi salah satu kriteria penilaian penting bagi sebuah perguruan tinggi. 

SINTA (Science and Technology Index) menjadi platform yang menjadi rujukan bagi perguruan tinggi nasional untuk menempatkan lembaganya sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 

Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) masuk dalam best of nine yakni Universitas Islam Malang dengan skor Sinta 81.496, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan skor SINTA 69.512, Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo dengan skor SINTA 36.107, Universitas KH. A Wahab Hasbullah dengan skor SINTA 28.478, Universitas Sains Al Quran dengan skor SINTA 26.864, serta Universitas Islam Nusantara dengan skor Sinta 20.795, Universitas Alma Ata dengan skor SINTA 19.067, selanjutnya Universitas Islam Ulama Jepara dengan skor SINTA 14.047 dan terakhir Universitas Islam Lamongan dengan skor SINTA 13.356. 

Sejarah membuktikan bahwa peran dan sambungan NU tidaklah kecil terhadap hajat mencerdaskan kehidupan bangsa. Sumbangan ini tampak lebih besar lagi, jika kita melihat betapa Lembaga pendidikan NU seperti Pesantren, Madrasah, atau sekolah NU yang didirikan secara tradisional atas prakarsa dan partisipasi masyarakat melalui semangat  Lillahi ta’ala sekarang dapat berkembang dengan pesat bahkan menjadi pilihan umat. 

Saat ini, terdapat 179 Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama di Indonesia dengan lebih dari tujuh ratus ribu mahasiswa, serta peningkatan kompetensi akademik yang konsisten. Juliansyah (2021) menyebutkan bahwa eksistensi perguruan tinggi bagi Nahdlatul Ulama juga memiliki peran yang signifikan di tengah transformasi digital. Digitalisasi perguruan tinggi di praktekan dengan membangun sistem informasi akademik berbasis data digital serta metode pembelajaran dan tata kelola kampus berbasis internet. 
 
Generasi Emas NU dan Nilai-Nilai Nusantara

Untuk dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, yang terpenting adalah bagaimana generasi muda Nahdliyin dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan menavigasi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, setidaknya ada 3 keterampilan yang telah dan terus ditunjukkan serta diwujudkan oleh generasi muda Nahdliyin dalam menjalankan kepemimpinannya. 

Pertama, memiliki visi, generasi muda nahdliyin selalu berdinamika di berbagai medan kehidupan, utamanya di era disrupsi teknologi yang telah berhasil membawa perubahan pada sektor-sektor kehidupan umat manusia. 

Kedua, generasi muda nahdliyin memiliki kemampuan adaptability (beradaptasi) dan selalu terbuka terhadap perubahan. 

Ketiga, generasi muda nahdliyin dengan kapabiltasnya selalu menghasilkan ide-ide baru. Ahmad (2023) meyakini bahwa perangkat kepengurusan yang dipenuhi tokoh muda, berenergi, dan progresif ini diharap mampu memenuhi impian warga nahdiyin untuk memaksimalkan prinsip al akhdu bil jadidil ashlakh, terutama dalam pembentukan kualitas pendidikan tinggi. 

Lebih dari itu, generasi muda NU memiliki peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama dan membentuk sumber daya manusia yang menghormati pluralitas dan komitmen kebangsaan.

Harapan dan Nilai Juang

Seiring dengan perkembangan zaman yang terus bergerak, terutama di sektor ilmu dan teknologi, perguruan tinggi Nahdlatul Ulama juga harus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi. Salah satunya adalah digitalisasi dalam bidang pendidikan. 

Sebagaimana pandangan Ferdiyanto, relasi yang dibangun antara generasi muda Nahdliyin dengan teknologi sangat penting, sehingga peran kepemimpinan yang dilaksanakan di masyarakat sangat bergantung pada alat dan perangkat digital yang jauh lebih baik dan kompatibel di era saat ini. 

Namun yang terpenting adalah di tengah perkembangan teknologi generasi muda nahdliyin memiliki moralitas dalam pemberdayaan teknologi yang semakin meningkat akselerasi percepatannya. Disrupsi menawarkan sejumlah peluang kemajuan dan disaat yang sama juga memberikan problem yang menjadi tantangan. 

Peranan Nahdlatul Ulama sebagai mitra sejajar pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan nasional hendaknya dibarengi dengan upaya peningkatan kualitas manajemen pengelolaan lembaga pendidikan dan peningkatan kualitas SDM. Sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi amaliah NU, cita-cita dan harapan jam’iyyah, salah satunya harapan yakni NU bisa menyentuh ke berbagai sektor dalam kehidupan bermasyarakat. 

Capaian perguruan tinggi Nahdlatul Ulama selama ini, menjadi prestasi dan bahan bakar evaluasi agar harapan jam’iyyah ke depan bisa lebih menyentuh masyarakat secara umum tanpa terkecuali serta menjadi sumbangsih dalam memajukan pendidikan tinggi yang ideal. 

***

*) Oleh : Wahyu Eko Pujianto, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.