Kopi TIMES

Mbak Ratna, Kartini dan Marie Curie

Kamis, 22 April 2021 - 13:58
Mbak Ratna, Kartini dan Marie Curie Dr. Nurul Badriyah Bayhaqi, SE, ME. Dosen FEB UB dan Anggota Pusat Studi Layanan Disabilitas UB

TIMES JATIM, MALANGSESUDAH Hari Kartini selalu teringat tiga nama perempuan. Ketiganya saya kenal. Ketiganya tidak pernah bertemu karena hidup di zaman berbeda. Saya mengenalnya lewat perbendaharaan biografi melintas batas di antara mereka. 

Ratna Indraswari Ibrahim, tokoh perempuan ini satu-satunya yang bisa saya temui semasa hidupnya. Karena ia Arema. Almamaternya FIA Universitas Brawijaya (UB). Ia bertakdir lahir 24 April 1949, selisih tiga hari dengan momentum Hari Kartini. Senyatanya ia adalah jelmaan Kartini dalam citarasa berbeda. 

Bagi mahasiswa bau kencur di era tahun 90 an seperti saya, Mbak Ratna, demikian nama ini disapa, figur idola.  Terutama kalangan  aktivis penalaran, kelompok menulis dan pergerakan sosial. Jumpa pertama dengan beliau di gedung Student Centre UB. Acaranya, LAJURMADAS (Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar) tahun 1993. Saya peserta, yang kelak akhirnya terlibat di Majalah Indikator, FE-UB, Beliau narasumber penting bagi para pemula dunia menulis.

Mbak Ratna, wanita bertubuh kecil ini, turun dari mobil digendong dua orang panitia, lalu duduk di kursi roda. Di kursi alat bantu jalan itulah ia diantar menuju podium. Tangannya yang kecil memegang mik, setengah memeluk untuk dekat dengan sumber bicara. Semua peserta seolah terdiam. Menunggu Mbak Ratna berbagi cerita.

Berbicara pelan, Mbak Ratna, mengurai bagaimana ia mencoba memindahkan alam pikirannya dalam kata. Mengulik, memilih, memberi nama tokoh, menggugah drama, mengaduk konflik batin, hingga mengalirkan energi hidup yang tertuang dalam narasi . Karena ia cerpenis. Semua peserta, termasuk saya terkesima. 

Dari tubuh mungil itu, terendam magma. Semangat besar. Energi positif perempuan. Seperti lukisan cerpennya, nyaris semua menabalkan perempuan menjadi tokoh utamanya. Ia mengaku menulis serius sastra sejak 1978. Hingga kemudian di tahun 2000 an sudah lebih 200 cerpen pernah terpublikasikan di media massa. Bukan media sembarangan, Mbak Ratna menembus Majalah Sastra Horizon, Kompas, dan media asing. 

Saya masih menyimpan buku Antologi Cerpen Terbaik Kompas, yang merupakan karya terbaik bunga rampai sepanjang satu tahun. Kado Istimewa (1992), Pelajaran Mengarang (1993), adalah karya beliau salah satunya yang terbaik. Kumpulan Cerpen nya juga masih rapi di rak buku saya. Sederet judul; Menjelang Pagi (1994), Namanya Massa (2000), Lakon di Kota Senja (2002), dan Sumi dan Gambarnya (2002).

Tokoh perempuan dalam cerpennya sangat beraneka. Seorang perempuan kampung bernama Juminten. Berambut panjang, cantik laksana Dewi Nawangwulan dalam legenda Jaka Tarub. Ia mengalami gejolak batin bagaimana harus setia pada suaminya. Sementara ia sering berkaca dalam sendiri mengagumi tubuhnya. Ia punya mimpi lebih besar tentang dirinya. Perempuan desa tak bisa memlih, ia bak Siti Nurbaya, dalam drama kawin paksa.

Adakalanya, Mbak Ratna menutur kisah tentang wanita kota, punya karier hebat, namun punya gejolak aneh dalam dirinya. Ia seolah adrogini. Ada jiwa lelaki, jiwa menguasai, jiwa gagah perkasa yang tersembunyikan. Namun tak kurang, karyanya juga menyentuh nilai sosial buruh perempuan. Narasinya penuh hak bela menceritakan buruh pabrik yang teraniaya. Seperti sadar, ada nasib seribu Marsinah dalam alinea cerpennya.

Namun, kerap saya kagumi, ketika Mbak Ratna, luwes berkisah dengan padanan tokoh wayang. Ia memberi nama; Banowati, dengan sisipan kisahnya. Ia juga menyebut Subadra, Dewi Kunti, Drupadi, untuk memberi efek emosi perempuan dalam diri tokoh. Saat membaca tulisannya, saya kerap teringat almarhumah ibu, yang lihai mendongeng epik Mahabarata sejak kami kecil.

Mbak Ratna, ia Kartini yang tersekap dalam tubuh kecil. Disabilitas. Tak kuasa bergerak bebas. Ia kerap menulis dengan mesin tik kuno yang ia ketuk dengan pensil kayu. Hingga tulisan yang dia kirim dicurigai Goenawan Moehammad. Editor majalah Horizon. Kenapa ada huruf dan tanda baca yang belepotan? Hingga kemudian Sang Begawan faham, Mbak Ratna tidak sempurna. Padahal alam fikirnya teramat paripurna. Kado komputer dari GM di Jakarta ke Malang jadi kisah tak terlupakan.

Ratna Indraswari Ibrahim, titisan perempuan ningrat Jawa seperti halnya Raden Ajeng Kartini Djojohadiningrat. Perempuan kalangan menengah yang peka, lembut hati, terus perih menatap nasib kaumnya. Nasib kaum tertindas siapa pun jua.  Selain menulis, tak urung ia kerap ikut berteriak dalam rombongan demo ketika keadilan dicederai. Kasus tanah APP yang kini berdiri Matos, jadi sejarah amarahnya membela yang perlu dibela.

Namun satu perempuan lagi, yang sering ia sebut. Maria Sklodowska Currie. Wanita asal Polandia ini bukan tokoh dalam tulisan cerpennya. Marie Curie, wanita pertama yang memenangkan Hadiah nobel di bidang Fisika. Kemudian juga pioner Nobel di bidang Kimia. Marrie Currie penemu radium, unsur radioaktif standar isotop tinggi. Zat inti teknologi nuklir.

Mbak Ratna, suatu ketika berkata dalam forum, “Jika Madame Currie bertahun-tahun berkutat di laboratorium, hingga menemukan zat nuklir. Maka saya ingin berkutat di laboratorium pikiran jiwa. Karena dengan menulis saya berkutat dalam laboratorium manusia. Perempuan Indonesia.

 

***

*) Penulis Dr. Nurul Badriyah Bayhaqi, SE, ME adalah Dosen FEB UB dan Anggota Pusat Studi Layanan Disabilitas UB

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

Pewarta :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.