Kopi TIMES

Nguri-Nguri Tradisi Sebagai Sarana Batiniah Silaturrahim Kepada Nenek Moyang

Senin, 27 Juni 2022 - 21:49
Nguri-Nguri Tradisi Sebagai Sarana Batiniah Silaturrahim Kepada Nenek Moyang Muhammad Fauzi Al Hamidi, Mahasiswa PRODI Tadris/Pendidikan Bahasa Indonesia Institut Agama Islam Darussalam Blokagung / Santri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung.

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Manusia adalah mahluk budaya sekaligus makhluk simbol. Dalam berbudaya manusia dituntut untuk selalu memberikan hal-hal yang dapat menambah nilai pada kemanusiaannya. Budaya sendiri terdiri dari unsur-unsur nilai dalam diri, kepercayaan, kebiasaan dan persepsi abstrak tentang kehidupan yang berada di balik kelakuan, serta yang tercermin dalam perilaku manusia. 

Tradisi diambil dari Bahasa Latin yakni traditio, yang artinya “diteruskan” atau kebiasaan. Tradisi merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak masa lalu dan menjadi bagian penting dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Bisa dari suatu negara, budaya, waktu, atau agama yang sama. Tradisi dalam arti sempit merupakan suatu warisan kebiasaan yang telah dipercayai oleh para pelaku kebudayaan.

Hal yang paling mendasar terkait tradisi yakni adanya hubungan vertikal dan horizontal dalam menyalurkan informasi sehingga tradisi tersebut menjadi sebuah kepercayaan sosial. Pewarisan tradisi ini dimulai dari satu generasi ke generasi lainnya, dari suatu kelompok kepada kelompok lain yang selalu berinteraksi. Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang diciptakan oleh manusia.

Sebagai negara yang besar Indonesia memiliki ribuan tradisi, mulai dari tradisi yang berhaluan perseorangan, garis keturunan hingga kepercayaan masyarakat. Dalam pelaksanaanya, setiap detil isi dari suatu tradisi pasti mengandung sebuah makna. Konsep kepercayaan itulah yang membuat tradisi sukar untuk dihilangkan. Seperti dalam sejarah pekembangan islam di Indonesia, Wali Songo menyatukan tradisi-tradisi adat lokal, dengan mengalihkan beberapa butir makna yang menyimpang diganti berdasarkan syariat islam. Dengan  demikian islam masuk ke Indonesia tanpa adanya pertumpah darahan, diterima dengan pengertian, dan dijalankan penuh ketulusan.

Tradisi juga disebut sebagai jiwa kebudayaan. Suatu budaya tanpa adanya tradisi tidak akan dapat bertahan lama. Dengan tradisi hubungan bermasyarakat menjadi semakin rekat. Unsur kebersamaan yang dibangun melalui tradisi dapat menjadikan suatu golongan faham akan nilai-nilai loyalitas. Sehingga suatu kebudayaan dapat berdiri tegak dan eksis hingga saat ini. Apabila tradisi dihilangkan sudah dapat dipastikan bahwa suatu kebudayaan akan hilang seketika. 

Jelas kiranya pelestarian tradisi merupakan suatu hal positif untuk menjaga  kebudayaan yang berharga dan bermanfaat untuk mempertahankan identitas suku bangsa atau bangsa itu sendiri. Banyak yang meyakini bahwa upacara-upacara ritual membuktikan kebenaran hakiki dari tata cara dalam berkehidupan memanusiakan-manusia. Itulah sebabnya mengapa keberadaan tradisi tetap dipertahankan hingga saat ini.

Seiring berkembangnya zaman, kini suatu tradisi telah banyak melakukan transformasi, baik segi tata kelola, pelaksanaan acara, hingga penyesuaian terhadap lingkungan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka turut andil dalam perkembangan zaman serta bertambahnya para pelaku kegiatan yang kreatifit juga inovatif. Tentu dengan tanpa mengurangi unsur pokok pada tradisi tersebut.

Tradisi Sebagai Simbol Kerukunan 

Pelestarian dibidang tradisi dan budaya pada hakikatnya bertujuan untuk memberikan nilai-nilai kepedulian masyarakat dalam menghadapi suatu persoalan dalam hidup berdampingan serta mempu menciptakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan bersama. Pada pelaksanaannya, tradisi selalu dikemas sedemikian rupa, sehingga selalu banyak menarik simpatisan untuk sekedar datang menonton. Banyak pula diantara mereka memanfaat kondisi seperti ini sebagai sarana berkumpul serta bertemu kerabat dan sanak keluarga. Rukun, bersatu dan saling menguatkan berdasar kepercayaan yang dipegang.

Kerukunan merupakan nilai universal yang dapat ditemukan dalam setiap ajaran agama maupun dalam aktifitas sosialnya. Pada hakikatnya dalam menjalin kerukunan semua pelaku tradisi kebudayaan mengajarkan untuk saling mengasihi sesamanya, sehingaa tercipta keharmonisan dalam menjalankan roda kehidupan. Akan tetapi, sebuah tradisi kebudayaan seringkali dimaknai secara dangkal. Sehingga banyak juga sekelompok masyarakat meributkan perihal yang dapat memecah-belah persatuan dalam hidup berdampingan.

Tradisi Sebagai Sarana Batiniah Silaturrahim Kepada Nenek Moyang

Melestarikan tradisi merupakan bagian integral dari kebudayaan masyarakat pendukungnya yang dimungkinkan oleh hasil fungsi dari tradisi bagi kehidupan masyarakat pendukungnya. Bagi masyarakat yang memercayainya, upacara tradisional merupakan tingkah laku resmi yang dilakukan tidak hanya untuk kegiatan teknis sehari-hari saja, tetapi mempunyai kaitan akan adanya kepercayaan kekuatan di luar nalar kemampuan manusia. 

Pada masyarakat yang memercayainya, lestarinya tradisi merupakan bagian dari berlangsungnya kehidupan manusia. Memahami bahwa masih ada pendahulu yang pernah ikut andil dalam kehidupannya saat ini. Sehingga tradisi dilaksanakan dan diungkap sebagai sarana batiniah terhadap nenek moyangnya dan segala kepercayaan yang ada, hingga saat ini tradisi masih terjaga eksistensinya. (*) 

***

*) Oleh: Muhammad Fauzi Al Hamidi, Mahasiswa PRODI Tadris/Pendidikan Bahasa Indonesia Institut Agama Islam Darussalam Blokagung / Santri Pondok Pesantren Darussalam Blokagung.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.