https://jatim.times.co.id/
Opini

Lagi-Lagi Media Sosial, Bagaimana Media Mainstream?

Rabu, 16 April 2025 - 09:46
Lagi-Lagi Media Sosial, Bagaimana Media Mainstream? Agus Budiana, Jurnalis dan Pendiri Lembaga Studi Kajian Jurnalistik Media (LSKJ Media)

TIMES JATIM, JAKARTA – Sudah banyak hasil riset-riset yang menyatakan bahwa media sosial mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa dalam membentuk opini publik bagi masyarakat. Terutama terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan publik. 

Selain itu pula media sosial mampu membangun suatu realitas yang sebenarnya (walaupun ada juga sebagian yang menggunakan media sosial dengan unsur settingan untuk tujuan tertentu). Namun dalam konteks faktualitas, tayangan objektifitas hadir apa adanya tanpa unsur rekayasa. Misalnya tayangan sebaran sampah di sungai, tawuran remaja, banjir bandang. 

Potret realitas yang dapat kita lihat, sungai Citarum di kota Bandung sudah didatangi oleh gubernur Jabar kang Dedi Mulyadi (KDM) dan dibersihkan, namun tayangan warga barubaru ini memperlihatkan, sampah kembali bertumpuk di lokasi yang sama. Hal ini memberikan data informasi yang aktual berharga bagi KDM beserta jajarannya untuk mengevaluasi kembali dalam menata lingkungan alam di kota Bandung.  

Bagaimana dengan portal-portal media online lainnya? sepertinya sering tertinggal satu langkah oleh media sosial yang di laporkan warga, bahkan ada juga media online yang melaporkan suatu berita salah satu sumbernya dari laporan warga yang membuat laporan melalui media sosial. 

Padahal dulu sering digadang-gadang laporan-laporan berita berupa peristiwa atau kejadian sering kita tunggu-tunggu dari media-media masa mainstream termasuk portal berita media online, untuk memastikan pada masyarakat bahwa sumber peristiwa yang muncul dilaporkan secara objektif, netral dan berimbang sebagai kepastian suatu sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Seiring perkembangan waktu dengan kemajuan teknologi komunikasi di era digital, semuanya serba praktis, efektif dan efisien dalam aktifitas kehidupan manusia dan serba memudahkan. Begitu pula dalam akses informasi semua sumber informasi dapat kita peroleh darimana saja,  portal berita media-media online, media sosial selalu hadir disekeliling kita. Bahkan kita tidak mampu untuk menolaknya. 

Informasi yang selalu hadir dalam hitungan detik adalah informasi-informasi dari media sosial. Dimanapun kita berada dan buka hp pasti sesuatu informasi terbaru ada dan diakses oleh kita untuk dikonsumsi.  

Berdasarkan data survey Jakpat dalam GoodStats (2024) Media sosial menjadi informasi utama bagi masyarakat Indonesia. Media sosial mendapat 89%, situs web 51%, televisi 52%, koran 12%, radio 11% dan majalah 7%. 

Data diatas menggambarkan trend masyarakat Indonesia lebih suka mengakses informasi-informasi yang bersumber dari media sosial. Media-media massa mainstream berada dibawahnya. 

Dengan berbagai kemudahan akses, real time dan beragam pilihan informasi, ternyata masyarakat Indonesia lebih familiar dengan media sosial. Tentunya hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi media-media mainsteram yang selama ini di jadikan sumber informasi utama oleh masyarakat. 

Apabila kita telaah lebih dalam menurut pemahaman penulis, bisa jadi bagi para pejabat terutama para kepala daerah dalam menyampaikan program-program kerja pembangunannya sudah tidak terlalu membutuhkan media-media massa mainstream, tapi rakyatnya sendiri adalah sebagai media informasinya. 

Salah satu contoh kongkrit, bagaimana seorang KDM gubernur Jabar menggunakan media sosial youtube dalam proses aktifitas bekerjanya. Termasuk dalam pembahasan anggaran dibuka secara transparan pada publik secara umum. (hal inipun pernah dilakukan oleh Ahok sewaktu menjabat sebagai gubernur DKI).  

Namun uniknya KDM dalam anggaran pemprov Jabar tahun 2024 untuk kebutuhan publikasi media terakhir adalah 19.9M, sedangkan untuk tahun 2025 kebutuhannya dialokasikan menjadi 3,1M. Artinya apa, bahwa publikasi informasi pemrov Jabar tidak tergantung pada media-media mainstream.

Namun media sosial dijadikan andalan plus masyarakat jabar yang sering melaporkan kondisi-kondisi terkini diwilayah jabar. Melalui media sosial akan terlihat adanya komunikasi timbal balik secara langsung yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara pemerintah daerah dan rakyatnya. 

Disatu sisi pemerintah menyampaikan informasi-informasi pembangunan, sekaligus menanggapi informasi balik dari masyarakat termasuk dengan keluhan-keluhan publik. Begitu juga masyarakat melaporkan kondisi-kondisi nyata mengenai wilayahnya pada gubernur. 

Upaya Media Mainstream 

Menghadapi favoritisme media sosial dimasyarakat bukanlah tugas yang mudah bagi media mainstream. Daya Tarik media sosial terletak pada personalisasi, kecepatan, instruksi dan representasi suara yang lebih beragam. Untuk menyikapi hal tersebut media mainstream, perlu melakukan pembenahan dan strategi untuk memanfaatkan kekuatan potensi yang mereka miliki.  

Salah satu kekuatan media mainstream adalah kekuatannya didalam membuat suatu reportase mendalam yang tidak dimiliki oleh media sosial. Media mainstream dapat menonjolkan sajian jurnalisme investigasi mendalam, analisis komprehensif dan pelaporan yang berimbang tentang suatu peristiwa yang sedang aktual dan menjadi perhatian masyarakat. Hal ini akan memberikan nilai tambah yang sulit untuk ditandingi oleh konten media sosial yang kerap kali bersifat reaktif dan subjektif. 

Melakukan verifikasi yang ketat terhadap berbagai sumber, merupakan nilai plus tersendiri bagi media mainstream. Dimana media sosial tidak mampu melakukan verifikasi mengingat media yang digunakan adalah perorangan bukan kelembagaan secara resmi seperti media-media mainstream lainnya. 

Melakukan optimasi konten pada berbagai platform media sosial yang sifatnya official  dengan memasukan video pendek untuk Tiktok, thread informatif untuk X, artikel ringkas dan visual melalui Facebook juga konten-konten professional melalui Linkedln. Ini sebagai salah satu upaya menghadirkan sistem informasi digital yang kuat dan interaktif. 

Bagi portal media online memanfaatkan fitur-fitur interaktif yang tersedia dalam situs webnya seperti: polling, kuis, striker pertanyaan dan siaran langsung melalui media sosial official dapat meningkatkan keterikatan dan membuat masyarakat merasa lebih dekat. 

Terakhir berkolaborasi dengan influencer dan konten kreator yang kredible, kolaborasi ini akan menjangkau dan meningkatkan masyarakat yang lebih aktif di media sosial officialnya media mainstream. 

Upaya-upaya keras perlu dilakukan oleh media mainstream didalam menyikapi dominannya media sosial di masyarakat, sehingga sebaran informasi yang bertebaran dimasyarakat tetap dapat terkawal dan terjaga dengan baik oleh media mainstream yang senantiasa beracuan pada nilai-nilai etika jurnalistik. 

***

*) Oleh : Agus Budiana, Jurnalis dan Pendiri Lembaga Studi Kajian Jurnalistik Media (LSKJ Media).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.