https://jatim.times.co.id/
Gaya Hidup

Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional, Segera Diangkat dalam Film Biopik

Jumat, 02 Mei 2025 - 15:05
Ki Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional, Segera Diangkat dalam Film Biopik Ki Hadjar Dewantara. FOTO: disdikbud

TIMES JATIM, JAKARTA – Setiap 2 Mei, Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tanggal 2 Mei dipilih karena bertepatan dengan tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara

Pahlawan yang disebut Bapak Pendidikan Nasional itu memang berkontribusi besar pada pendidikan di Tanah Air. 

Sutradara muda Gina S Noer, tertarik mengangkat kisah Ki Hadjar Dewantara lewat film biopik. Film Ki Hadjar Dewantara atau KHD merupakan kerja bareng rumah produksi Wahana Kreator dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi RI. 

Film ini akan mengisahkan kehidupan dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yang merupakan pahlawan pendidikan Indonesia. 

Karena film biopik, Gina melakukan riset mendalam tentang sosok Ki Hadjar. Ia sudah berpesan agar sabar dalam  menantikan film ini. Sebab dirinya tak ingin gegabah dalam proses pembuatan film biopik, terlebih ini adalah project kerjasama dengan pemerintah. 

"Saya kalau bikin film, lama. Pertama kan kita ada riset, kemudian penulisan skenario, penulisan skenario juga dibarengi dengan casting. Ingin sekali castingnya benar-benar pas dan proses readingnya matang," kata Gina dikutip dari Tempo. 

Karena itu pula, Gina belum berani menyebutkan kapan film ini akan dirilis.

Ki-Hadjar-Dewantara-b.jpg

Profil Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ia adalah putra dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Sri Paku Alam III. 

Lahir di Pura Paku Alam, Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Sebagai bangsawan, ia berkesempatan mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar khusus anak-anak Eropa dan pribumi bangsawan. 

Dengan keceradannya, ia juga pernah mengenyam pendidikan kedokteran di STOVIA. Namun KHD memilih mundur karena alasan kesehatan. 

Ki Hadjar Dewantara memulai karir sebagai penulis dan wartawan. Ia juga aktif di organisasi sosial politik. Lewat tulisannya, KHD pernah mengkritik pemerintah Belanda. 

Karena dianggap berbahaya, ia pun diasingkan ke Belanda bersama dua kawan seperjuangannya Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo (yang kemudian mereka dikenal sebagai Tiga Serangkai). 

Selama di pengasingan, KHD mendalami pendidikan dan pengajaran. Ia pun bercita-cita menigkatkan pendidikan di Tanah Air. 

Ki-Hadjar-Dewantara-c.jpgSekolah Taman Siswa di Yogyakarta pada 1922. FOTO: Wikimedia Commons

Akhirnya pada 1922, Tiga Serangkai mendirikan pendidikan sekolah nasional yang diberi nama National Onderwijs Institut Taman Siswa, yang kini lebih dikenal dengan Taman Siswa. 

Ki Hadjar Dewantara mengenalkan semboyan pendidikan yang hingga kini dipakai. "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani".  Semboyan tersebut memiliki arti "di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan".

Ki Hadjar Dewantara merupakan Menteri Pendidikan pertama dan Pahlawan Nasional kedua. Ki Hadjar Dewantara dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959). SK Itu sekaligus menetapkan tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Ki Hadjar Dewantara mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada pada 19 Desember 1956. (*)

Pewarta : Dhina Chahyanti
Editor : Dhina Chahyanti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.