Ekonomi

Kisah Mentor Program YESS: Usaha Kopi Taji yang Menjanjikan

Rabu, 04 Agustus 2021 - 11:37
Kisah Mentor Program YESS: Usaha Kopi Taji yang Menjanjikan M Sukron, mentor Program YESS yang mengembangkan usaha kopi taji. (FOTO: Humas Polbangtan Malang)

TIMES JATIM, MALANG – Berawal dari Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) bersama International Fund For Agriculture (IFAD) memiliki upaya strategis untuk menjawab tantangan regenerasi petani di Indonesia melalui Program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services). Selama tahun 2019-2025 diharapkan sebanyak 320.000 orang/rumah tangga  memperoleh layanan atau yang didukung oleh Program YESS.

Pada pelaksanaannya, Program YESS melibatkan berbagai pihak pendukung kegiatan di daerah seperti mobilizer, fasilitator dan mentor. Salah satunya adalah M Sukron, mentor Program YESS asal Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Pemuda berusia 25 tahun ini merupakan owner Kopi Taji sekaligus pemuda pelopor yang memiliki kemauan dan harapan yang besar akan kemajuan pertanian.

“Awalnya saya itu suka bantu-bantu bapak di kebun kopi mulai dari tahun 2014, waktu itu saya juga masih kerja di luar kota. Tapi saya lama-lama kepikiran ingin menekuni dunia kopi, sampai akhirnya saya memutuskan untuk resign dari perusahaan itu dan merawat kebun seluas 1 Ha,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Sejak saat itu Sukron mulai tertarik mendalami kopi, sampai pada 2016 ia mulai belajar proses panen dan kemudian masuk ke komunitas kopi hingga aktif mengikuti kegiatan pamera. Di kegiatan itu, Sukron mendapat juara 3 cita rasa kopi se-Jawa Timur. Berbekal pengalaman tersebut, di awal 2019 ia memulai usaha kedai Kopi Taji yang ia kelola sendiri dengan mempromosikan usahanya lewat komunitas di media sosial.

M Sukron aM Sukron, mentor Program YESS sedang menyiapkan kopi taji bagi pengunjung di kedainya. (FOTO: Humas Polbangtan Malang)

“Dulu awalnya kedai buka setiap hari sabtu dan minggu saja karena senin sampai jumat saya harus di kebun untuk merawat kopi. Tapi di pertengahan tahun alhamdulillah pengunjung semakin ramai akhirnya saya memutuskan buka kedai setiap hari,” ujarnya.

Selain merawat kebun dan merintis usaha kedainya, Sukron juga mulai membuka paket edu wisata kopi dengan biaya Rp75 ribu per-orang. Hingga kini Kopi Taji sudah cukup dikenal di kalangan pecinta kopi bahkan tak sedikit pengunjungnya dari kalangan wisatawan mancanegara. Bahkan untuk omzet usahanya mampu mencapai Rp30 juta per bulan. Sukron sendiri mengaku senang karena impiannya untuk mengangkat nama dan perekonomian desanya terwujud. 

Sukron ingin desanya dikenal salah satunya melalui kopi. Untuk itu ia memilih ikut menggerakkan petani kopi dengan menjual bibit kopi sekitar desa dan dibayar saat sudah panen. 

"Karena saya tau gimana sulitnya cari bibit kopi," ucapnya. "Karyawan di sini juga semuanya dari pemuda desa sekitar, ada 10 orang,” sambungnya.

Berkat kemampuannya, saat ini Sukron terpilih 1 dari 5 mentor Program YESS di Kabupaten Malang. Sukron juga berharap dengan keterlibatannya dalam Program YESS mampu mendukung pengembangan usaha sekaligus sebagai jasa konsultasi untuk penerima manfaat program secara reguler khususnya di komoditas kopi. Selaras dengan tujuan pengadaan jasa mentoring oleh Provincial Project Implementation Team (PPIU) Jawa Timur bahwa mentor diharapkan dapat mendampingi, mendukung pengembangan usaha dan memotivasi generasi muda akan dunia pertanian.  

Mentan SYL mendorong petani-petani muda untuk bergairah dan memiliki kreativitas mengelola sektor pertanian sehingga menghasilkan produk siap pakai. Tidak hanya itu, petani milenial yang agresif dalam dunia pertanian juga akan disupport oleh jajaran pemerintah. 

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki sumberdaya alam (SDA) dan sumberdaya manusia (SDM) yang baik dan melimpah. "Kementan sendiri telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian, yaitu pertanian maju, mandiri, dan modern yang menjadi pedoman untuk bertindak cerdas, tepat, dan cepat, termasuk dalam mencetak regenerasi pertanian," katanya. 

Senada dengan Mentan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, petani harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir. "Petani harus mengetahui proses dari mengolah lahan sampai packaging, bahkan penjualan. Hal ini akan menjadi nilai lebih buat petani," ujar Dedi. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.