TIMES JATIM, JEMBER – Berbagai upaya dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember (KPwBI Jember) untuk turut mendukung pengembangan kopi Indonesia sebagai komoditas utama ekspor.
Melalui Holistic Coffee Expo 2023 bertajuk 'Kopi Indonesia: Strategi Penguatan Hulu Hilir untuk Menembus Pasar Global', KPwBI Jember memfasilitasi berbagai permasalahan dan isu yang berkembang.
Juga mencari solusi yang tepat untuk memajukan pengembangan kopi baik dari sisi hulu maupun hilir terutama di wilayah Sekarkijang (Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Banyuwangi).
Deputi Kepala Perwakilan BI Jember, Andhi Wahyu Riyanto mengungkapkan jika Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ke tiga setelah Brazil dan Vietnam. Sedangkan wilayah Sekarkijang, memberikan kontribusi sebesar 56 persen terhadap produksi kopi di Jawa Timur dan 5 persen dari produksi kopi Nasional.
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam perdagangan kopi dunia dan di Sekarkijang menunjukkan masih terdapat ruang pengembangan industi kopi," terangnya.
Dalam dukungannya untuk mengembangkan UMKM, lanjut Andhi, BI melakukan berbagai upaya seperti bussiness matching dan keikutsertaan dalam expo bertaraf Nasional hingga Internasional untuk meningkatkan daya saing kopi tersebut.
"Melalui acara Holistic Coffee Expo ini diharapkan dapat memberikan insight terhadap berbagai isu dan tantangan dalam mendorong produktivitas kopi untuk menembus pasar global serta bisa memajukan perekonomian Sekarkijang," harap Deputi Kepala Perwakilan BI Jember.
Sementara itu, Bupati Jember yang diwakilkan Asisten Administrasi Umum, Harry Agustriono mengapresiasi langkah KPwBI Jember dalam mendukung perkembangan komoditi utama di wilayah Sekarkijang, khususnya Kabupaten Jember.
"Kegiatan Holistic Coffee Expo merupakan salah satu upaya penguatan ekonomi kerakyatan yang tentunya membutuhkan pendekatan berbasis ekosistem yang holistik serta inisiatif dan sinergi dari stakeholders," ujarnya.
Lebih lanjut, dengan luas kurang lebih 35.000 hektare perkebunan kopi di wilayah Jember yang tercatat pada tahun 2021, Bupati Jember berharap kegiatan inisiasi KPwBI Jember tersebut dapat memberikan peluang dan tambahan wawasan bagi setiap peserta untuk lebih mengembangkan usaha dibidang perkopian.
"Yang nantinya tidak hanya menembus pasar Regional dan Nasional tetapi juga bisa menembus pasar Internasional sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan," tutur Bupati melalui Asisten Administrasi Umum Harry Agustriono.
Dalam kesempatan yang sama, KPwBI Jember menghadirkan kegiatan talkshow yang dihadiri oleh narasumber kompeten di bidangnya seperti M. Eka Pramudita selaku Co Founder Kemenady dan Mikael Jasin selaku CEO Catur Coffee Company.
Juga, Fikri Raihan selaku Java Frinsa Estate dan Fasilitator ekspor PPEJP Kemendag, M. Andriza Syarifudin dan dipandu oleh Ahmad Jubaidi Yusron dari KSU Ketakasi yang merupakan salah satu UMKM binaan KPwBI Jember.
Menurut petani kopi asal Pangalengan yang juga owner Java Frinsa Estate, Fikri Raihan mengatakan jika ingin terjun di industri kopi untuk menjadi petani kopi atau eksportir barus mencoba bergaul dengan komunitas nya.
"BI mengorganisir itu untuk bisa berkolaborasi seperti yang dihadirkan pada Holistic Coffee Expo kali ini, ada dari Coffee shop, petani kopi dan eksportir," jelasnya.
Sementara itu, tantangan kopi Indonesia dipasar global diungkap CEO Catur Coffee Company, Mikael Jasin agar bagaimana bisa menyakinkan calon pembeli untuk membeli kopi Indonesia.
"Jadi kami menawarkan, tidak hanya membeli kopi saja tapi juga memiliki nilai tambah seperti transparansi report, memiliki good prosedur atau memiliki progam khusus yang bisa membantu sekitar, karena kalau berbicara sustainability tidak hanya tentang environment tapi juga community dan ekonomi. Itu yang biasanya mereka (calon pembeli) juga lihat," terangnya.
Fasilitator ekspor PPEJP Kemendag, M. Andriza Syarifudin mengungkap jika ditahun 2022, 70 persen kopi Indonesia dikirim ke luar negeri kepasar ekspor. Dirinya juga membeberkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika ingin melakukan ekspor.
Menurutnya, yang harus disiapkan, pertama pahami dulu produknya dulu, kemudian kapasitas supply seminggu, sebulan bisa kirim berapa kilogram, baru ke dokumen seperti NIB dan dokumen-dokumen yang melekat ke produk.
"Kemudian baru pemasaran yang bisa dilakukan dengan banyak cara, baik secara online melalui media sosial atau market place dan secara offline melalui pameran," pungkasnya rinci.
Tidak hanya talkshow, Holistic Coffee Expo 2023 yang dihelat (17-18/11/2023) juga menghadirkan beberapa kegiatan seperti bussiness matching dengan potensial buyer dari Catur Coffee Company, Java Frinsa Estate, PT. Sulutco Jaya Abadi, CV. Binuang Sakti Perkasa.
Showcase kedai kopi dan 12 UMKM diantaranya, Bale kopi Gujialit Lumajang, Brown Coffee Bondowoso, Bedhaq Kopi Jember, Bikla Coffee Jember, Casim Coffee Jember, Javanesee Coffee Jember dan Ketakasi Coffee Jember.
Lalu ada pula Kub Srikandi Banyuwangi, Kopi Arbikest Blitar, Nurico Coffee Bondowoso, Rubah Kopi Jombang dan Sumberjambe Coffee Jember. Edukasi kopi dari Puslitkoka dan lomba manual brewing yang dimenangkan oleh Edhisty Ageng asal Kabupaten Jember. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Melalui Holistic Coffee Expo 2023, KPwBI Jember Dorong Kopi Sekarkijang Go Internasional
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Ronny Wicaksono |