https://jatim.times.co.id/
Ekonomi

Imbas Pandemi, Petani di Lereng Ijen-Raung Bondowoso Terpaksa Jual Kopi Cherry

Rabu, 04 Agustus 2021 - 16:37
Imbas Pandemi, Petani di Lereng Ijen-Raung Bondowoso Terpaksa Jual Kopi Cherry Petani kopi di Ijen-Raung Bonodowoso terpaksa menjual kopi dalam bentuk cherry. Hal itu karena pasar lagi lesu (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMES JATIM, BONDOWOSO – Akibat Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, petani di Lereng Ijen-Raung Kabupaten Bondowoso terpaksa menjual kopi gelondongan atau masih bentuk cherry. Meskipun harga jualnya lebih rendah dibanding dijual dalam bentuk green bean.

Salah seorang petani, Suyitno mengatakan, terpaksa pihaknya menjual hasil panen kopi tahun ini dalam bentuk cherry, karena pasar lagi lesu.  Bahkan kata dia, stok kopi Arabika hasil panen tahun lalu yang tidak terjual masih tersisa 2,5 ton di gudang penyimpanan. 

"Kan sekarang cafe banyak yang tutup. Sementara pembeli ke kita kan pengusaha cafe. Karena PPKM dan sebagainya. Kan tidak boleh berkerumun," katanya, Rabu (4/8/2021).

Meskipun cafe diperbolehkan dengan batasan yang ketat, tidak berdampak terhadap penjualan kopi di petani. "Kopi ini kan tergantung cafe, kalau tutup siapa yang mau minum," imbuhnya.

Biasanya pembeli datang dari pemilik cafe hingga luar Bondowoso. Yakni Besuki, Jember hingga Jakarta.  "Permintaan ada tapi kecil sekali. Kalau hari normal biasanya ada cafe yang beli 20 kilogram per bulan. Kalau diuangkan kan Rp 5 juta. Lumayan," akunya.

Petani kopi b

Sementara untuk cafe yang dekat dengan Bondowoso, seperti di Besuki biasanya membeli setiap minggu.  "Sekarang sudah lama tak beli. Biasanya ambil lima kilogram. Itu kan lumayan. Sekarang tidak ada," ungkapnya.

Oleh karena itu kata dia, pihaknya menjual kopi dalam bentuk cherry meskipun harganya terbilang lebih murah.  Adapun harga kopi betuk cherry dibandrol Rp 920-950 ribu per kuintal. Tapi ketika dijual green bean sebenarnya akan lebih mahal. 

Yakni rendemen satu kuintal kopi cherry diperoleh 20 kilogram green bean dengan harga per kilogram Rp 65 ribu. Maka ketika dijual green bean diperoleh Rp 1,3 juta. "Kalau diproses green bean ada lebihnya uang itu," paparnya.

Sementara untuk kopi yang sisa tahu lalu, pihkanya memastika kualitasnya tetap terjamin. "Di penyimpanan kadar airnya (KA) tetap 11, dan dipastikan tidak terkontaminasi kotoran dari luar," paparnya.

Menurutnya, selain pasar lesu hasil panen juga turut drastis. Biasanya dalam satu hektar diperoleh 5-7 kuintal kopi. Namu tahun ini hanya 3-4 kuintal per hektar. 

Selain menjual kopi dalam bentuk cherry. Pihaknya juga menjual kopi dalam bentuk bubuk. Inilah yang membantu menambah penghasilan. "Saya berharap pandemi segara berakhir," harap petani kopi di Ijen-Raung Kabupaten Bondowoso tersebut. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.