TIMES JATIM, MOJOKERTO – Wabup Mojokerto, Muhammad Al Barra membuka bazar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di lapangan Desa Sawahan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Kamis (14/7/2022).
Bazar ini merupakan serangkaian acara dalam Haul Ke-32 KH. Achmad Qusyairi Manshur dan ibu Nyai Solichah Bahri Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Hikmah.
Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra mengatakan bahwa UMKM adalah salah satu usaha yang tidak gulung tikar di saat usaha-usaha besar sedang krisis dilanda pandemi Covid-19.
"Usaha UMKM ini tidak mati ketika usaha-usaha besar makro, usaha-usaha besar pada gulung tikar," terangnya kepada awak media, Kamis (14/7/2022).
"Yang bisa bertahan dalam kondisi Covid-19 adalah UMKM. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia menggenjot pelaku-pelaku usaha UMKM. diberi stimulan, diberi bantuan dengan nilai yang tidak kecil," sambungnya.
Pembukaan bazar UMKM dan BUMN ini diharapkan bisa mengangkat perekonomian di Kabupaten Mojokerto. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian daerah Kabupaten Mojokerto.
"Berharap UMKM di Kabupaten Mojokerto ini bisa mengangkat perekonomian warga yang ada di Kabupaten Mojokerto ini," katanya.
Wabup yang akrab disapa Gus Barra ini mengatakan bahwa di Kabupaten Mojokerto terdapat 41 ribu lebih UMKM. Sebagian besar diantaranya telah dilakukan upaya-upaya untuk menstimulasi kebangkitan ekonomi kerakyatan oleh Pemerintah Daerah.
"Sudah dilakukan pelatihan pengembangan usaha, pelatihan pemasaran produk, fasilitas permodalan bagi usaha mikro, dan juga memfasilitasi perizinan usaha," jelasnya.
Intervensi pemerintah ini diharapkan bisa memicu dan memantik pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mojokerto.
"Bisa memantik atau memacu para pelaku-pelaku UMKM mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Mojokerto ini menjadi lebih banyak lagi," jelasnya.
Gus Barra melihat, bahwa UMKM ini adalah sebuah siklus ekonomi kerakyatan. Dimana satu UMKM yang bergerak memberikan dampak positif bagi usaha-usaha yang berada di sekitarnya.
"UMKM ini ekonomi kerakyatan. Karena modalnya itu modalnya pribadi. Bahan baku yang dibeli dari pasar-pasar di sekitar kita. Hasil yang didapat juga kembali ke kita, ke masyarakat. Jadi ekonomi ini dari masyarakat, untuk masyarakat, dan kembali ke masyarakat, ini namanya ekonomi kerakyatan," pungkas Wabup Mojokerto. (*)
Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
Editor | : Faizal R Arief |