https://jatim.times.co.id/
Berita

Kisah Pandu Permadi Laksono, Penyandang Disabilitas yang Jadi Tenaga Honorer Dinsos Kediri

Jumat, 19 Februari 2021 - 17:22
Kisah Pandu Permadi Laksono, Penyandang Disabilitas yang Jadi Tenaga Honorer Dinsos Kediri Penyandang disabilitas tuna netra, Pandu Permadi Laksono. (Foto: dok. Dinsos Jatim)

TIMES JATIM, SURABAYA – Namanya Pandu Permadi Laksono, pria 27 tahun itu menderita glaukoma. Kini ia berstatus sebagai penyandang disabilitas tuna netra.

Pandu tumbuh dengan baik layaknya pemuda pada umumnya. Namun siapa sangka di tahun 2013 saat ia menempuh kuliah semester 4 di salah satu perguruan tinggi di Kediri, penglihatannya pun terganggu.

“Mata satu sempat bisa melihat, di akhir tahun 2012, itu masih sempat ikut sepak bola piala Wali Kota,” ujar Pandu saat dihubungi via telpon.

Pandu pun memutuskan berhenti dari kuliahnya. Kurang lebih hampir 3 tahun ia terpuruk, hingga pada tahun 2016 Pandu memutuskan untuk melakukan rehabilitasi di Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang milik Dinas Sosial Jatim.

Penyandang disabilitas tuna netra Pandu Permadi Laksono a

“Waktu di panti itu saya tidak memikirkan diri saya, saya juga memikirkan bagaimana teman-teman saya ini tetap bisa berkarya,” ujar Pandu

Di UPT, Pandu mulai belajar tentang cara menjadi masseur. Tak berhenti disitu, ia juga mengasah kemampuannya bermain musik yakni bermain biola. Ia kerap kali tampil diberbagai acara dan event HUT Jatim, ia juga berkarya di Youtube. 

Dengan berjalannya waktu Pandu pun mewakili kota Malang sebagai tuna netra untuk melakukan persentase tentang pelayanan publik Perpustakaan Kota Malang bagi penyandang disabilitas di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB RI).

“Saya mau lulus kurang setahun (dari UPT) saya mencoba daftar kuliah di STKS (Sekolah Tinggi Kesejahteraan) Bandung. Tuna netra cuma saya, ternyata saya lolos, seluruh Indonesia saya peringkat 105,” ceritanya.

“Saya tanya, bayarnya cuma dapat potongan separuh dari SKS-nya. Ya udah saya gak punya biaya, saya sempat dipaksa karena Jatim cuma saya. Saya sampai mau dicarikan orang yang mijet karena saya kan mijet juga, ya mungkin ini bukan jalan saya akhirnya saya gak mau,” tambah Pandu.

Kemudian, di tahun 2018 ia pun lulus dari UPT dan memutuskan untuk tinggal di Kota Malang. Namun, ia sempat bingung kerja apa dan tinggal dimana. Namun karena relasinya yang cukup banyak, ia pun bekerja di salah satu kedai kopi dan tinggal di tempat tersebut.

“Satu tahun terakhir, di tahun 2019 saya memutuskan pulang ke Kediri. Padahal di Malang saya mendapat tawaran kerja, sama ajudannya BRI itu ditawari, disabilitasnya slotnya kurang satu, ayo mas masuk, soalnya waktu memijat beliau itu ternyata kayak ngetes saya,” urai Pandu.

Bahkan kata Pandu, ia pun juga sering mendapat tawaran dari rektor Polinema membuka usaha di Malang, namun ia masih tetap ingin kembali ke Kediri. Akhirnya ia pun memutuskan pulang ke Kediri. Pandu pun sering bersilatuhrahmi ke Dinas Sosial Kediri. Ia pun kerap mengisi acara yang digelar Dinas Sosial.

“Saya ternyata dihubungi Dinsos Kediri, saya diskusi ternyata saya ditawari kerja di situ jadi honorer bidang Resos (Rehabiliasi Sosial), saya gak mau akhirnya dipaksa,” terangnya.

Karena dibujuk bekerja di Dinas Sosial Kediri, ia pun akhirnya menjadi tenaga honorer bidang Resos di Dinsos Kediri. Bagi Pandu Permadi Laksono, menjadi pekerja sosial adalah bagian dari membantu banyak orang. (*)

Pewarta : Khusnul Hasana (MG-242)
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.