TIMES JATIM, GRESIK – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Gresik meluncurkan buku Hasil Pengelolaan Basis Data Pengawas Ad-hoc Pemilu 2024 yang berjudul Menjaga Demokrasi di Bumi Giri.
Buku monumental ini ditulis langsung oleh Koordinator Sumber Daya Masyarakat Bawaslu Gresik, Robbah Khunaifih dan Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Gresik, Habibur Rohman.
Buku ini merupakan legacy yang merekam Sepak Terjang Pengawas Adhoc Pada Pemilu Serentak 2024. Peluncuran itu digelar di Hotel Horison, Sabtu (28/12/2024) kemarin.
Koordinator Divisi SDMO, dan Diklat Bawaslu Gresik, Robbah Khunaifih menyampaikan, buku ini merupakan catatan perjalanan pengawas ad-hoc dalam kerja-kerja pencegahan, pengawasan dan penindakan dugaan pelanggaran.
Buku ini ditulis untuk memotret keberadaan dan perjalanan SDM (Sumber Daya Manusia) pengawas ad-hoc dalam Pemilu 2024 di Kabupaten Gresik.
Robbah Khunaifih menjelaskan bahwa buku ini adalah bentuk pertanggungjawaban moral atas tugas pengawasan yang telah dilakukan.
“Buku ini bukan hanya sekadar dokumentasi, tapi juga menjadi bukti kerja keras para pengawas adhoc. Meski tidak sempurna, buku ini hadir sebagai refleksi atas upaya kita dalam menjaga demokrasi,” ungkapnya.
Dia juga menyebutkan bahwa Gresik memiliki dinamika yang cukup kompleks dalam pelaksanaan pemilu.
“Kabupaten Gresik saat ini sedang tersenggol di Mahkamah Konstitusi (MK) atas penyelenggaraan Pilkada, namun itu menjadi ujian atas kinerja kita,” terangnya.
Buku Menjaga Demokrasi di Bumi Giri menggambarkan perjalanan panjang para pengawas adhoc dalam menjalankan tugasnya.
Mulai dari tantangan geografis hingga tekanan politik, pengawas adhoc memiliki peran yang sangat vital dalam memastikan proses demokrasi berjalan sesuai aturan.
“Meski buku ini tidak memuat laporan hasil Pileg dan Pilpres sebelumnya, tetapi menjadi langkah awal untuk menghadirkan seri lanjutan di masa depan,” cetusnya.
Sementara itu, Editor Buku Menjaga Demokrasi di Bumi Giri, Dr Abdullah Farih mengungkapkan bahwa buku ini memuat lima poin penting, yakni: Tugas dan Wewenang Bawaslu, SDM dan Organisasi Bawaslu Kabupaten Gresik, Badan Adhoc, Kerja Pengawas Pemilu Adhoc, dan Rekomendasi untuk Pemilu Selanjutnya.
“Bumi Giri yang identik dengan Gresik menjadi latar cerita perjalanan Bawaslu dalam menjaga demokrasi. Buku ini adalah rujukan berharga untuk memahami dinamika demokrasi di Gresik, khususnya dalam lima tahun terakhir,” bebernya.
Pihaknya menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam mendokumentasikan kerja pengawasan pemilu.
“Ini adalah langkah awal yang sangat baik. Sementara terkait kajian yang lebih mendalam, termasuk fenomenologi dan karakter penokohan sepak terjang kerja pengawasan di Kabupaten Gresik ini juga menjadi masukan yang sangat baik bagi kami," ucapnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Catatkan Legacy, Bawaslu Gresik Luncurkan Buku Menjaga Demokrasi di Bumi Giri
Pewarta | : Akmalul Azmi |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |