https://jatim.times.co.id/
Berita

2.500 Warga Banyuwangi Positif TBC, Dinkes Gencarkan Skrining dan Pengawasan

Rabu, 12 November 2025 - 14:27
2.500 Warga Banyuwangi Positif TBC, Dinkes Gencarkan Skrining Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi terus memperkuat upaya dalam menekan penyebaran penyakit Tuberkulosis (TBC). Data Dinkes Banyuwangi mencatat bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 2.500 warga terkonfirmasi positif TBC. Sementara itu, sebanyak 23 ribu warga lainnya masuk kategori suspek atau terduga kuat mengidap TBC.

“Kasus TBC di Banyuwangi meningkat karena upaya penemuan kasus kita perluas dan diperkuat. Kami melaksanakan active case finding dengan dukungan tim dari Kementerian Kesehatan,” jelas Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Rabu (12/11/2025).

Menurut Amir, ribuan warga suspek tersebut merupakan hasil penelusuran dari kontak erat pasien positif, baik dari keluarga, tetangga, maupun rekan kerja. Karena itu, Dinkes Banyuwangi kini fokus melakukan skrining dan pengawasan pengobatan agar rantai penularan bisa segera diputus.

“Pencegahan itu terutama bagaimana di lingkungan rumahnya supaya ada cahaya matahari yang masuk, ada sirkulasi udara yang cukup. Karena di pagi hari ada sinar ultraviolet yang bisa membunuh kuman Mycobacterium tuberculosis,” ujarnya.

Amir menegaskan, pengobatan TBC membutuhkan kedisiplinan tinggi karena pasien wajib minum obat selama enam bulan berturut-turut. Dinkes telah menggerakkan lebih dari 11 ribu kader kesehatan untuk menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO) agar pasien tidak berhenti di tengah pengobatan.

Ketidakpatuhan pasien dalam menjalani pengobatan dapat memicu terjadinya resistensi obat. Kondisi tersebut, menurut Amir, harus dihindari karena jika pasien sudah mengalami resistensi, proses pengobatannya akan menjadi jauh lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.

Amir mengurai kasus TBC terbanyak di Banyuwangi berada di Kecamatan Banyuwangi, Muncar, dan Kalipuro. Dari total pasien, terdapat 363 anak yang terkonfirmasi positif akibat tertular dari anggota keluarga.

“Hingga kini di Banyuwangi belum ditemukan kasus kematian murni akibat TBC. Sebelumnya sempat ada pasien meninggal namun bukan karena TBC murnu tapi karena komplikasi HIV,” ucapnya.

Amir mengungkapkan, di Banyuwangi saat ini telah tersedia fasilitas penanganan TBC resisten obat di RSUD Blambangan. Rumah sakit tersebut, telah menyiapkan ruang perawatan khusus serta tenaga medis yang telah terlatih menangani pasien dengan kategori Tuberkulosis Multi-Drug Resistant (TB-MDR).

“Namun kami berharap tidak sampai ada kasus yang resisten obat. Karena itu, peran keluarga dan PMO sangat penting untuk memastikan pasien benar-benar menelan obat setiap hari. Kadang pasien merasa sudah sembuh lalu berhenti minum obat, padahal itu berbahaya,” tutupnya.

Upaya pemberantasan TBC di Banyuwangi membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Dengan kedisiplinan pasien dalam menjalani pengobatan, peran aktif keluarga dalam pengawasan, serta lingkungan yang sehat, diharapkan penyebaran TBC di Banyuwangi dapat ditekan hingga benar-benar terkendali. (*)

Pewarta : Muhamad Ikromil Aufa
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.