TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Selama Bulan Ramadan ini, banyak toko baju busana muslim di Kabupaten Probolinggo, Jatim, kebanjiran pembeli. Banyak warga yang membeli pakaian, untuk kebutuhan dan persiapan menyambut lebaran atau Hari Raya Idul Fitrih.

Salah satunya toko baju milik H. Ridho di Desa Karangbong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Ia cukup banyak bersyukur, toko busana muslim miliknya terus dikunjungi banyak pembeli selama bulan agung ini.

Tak hanya malam hari, kata dia, pelanggannya juga cukup banyak datang di siang hari. Meski perut keroncongan karena masih harus menjalankan ibadah puasa. Akan tetapi, pembeli jauh lebih banyak datang ke toko yang berada di depan gerbang Ponpes Zainul Hasan Genggong itu, di malam hari.

“Biasanya setelah sholat taraweh itu banyak yang datang. Ada juga yang menjelang buka puasa, mungkin sekalian ngabuburit,” ungkap dia, Sabtu (16/4/2022).

Harga setiap item pakaian yang dipamerkan di tokonya, cukup variatif. Ridho mengaku, harganya berkisar dari Rp50 ribu hingga Rp200 ribu untuk jenis pakaian atas pria (baju). Sementara untuk pakaian bawah (sarung) dibandrol dengan harga lebih berbeda-beda.

Ramainya pembeli di bulan Ramadan ini jauh berkali-kali lipat dari bulan biasanya. Ia mengaku pembeli yang keluar masuk ke tokonya itu merupakan tetesan berkah dari Bulan Suci Ramadan.

“Berkah bulan puasa ini. Semoga terus laris. Pembeli yang datang juga moga terus kembali,” harap H. Ridho saat ditemui ke kediamannya.

Hal senada juga disampaikan H. Usman, pemiliki toko busana lainnya. Ia mengaku pembeli yang datang ke tokonya semakin ramai. Ia yakin, semakin dekat dengan lebaran, jumlah konsumen juga akan semakin bertambah.

“Setiap tahun begini. Kalau sudah hampir hari raya, yang beli makin banyak. Ini termasuk berkah ramadan,” ungkap pemilik toko busana anak di Kraksaan.

Tak kalah ramai dengan yang dialami Umarul Faruq, salab satu pemilik toko baju di Kecamatan Paiton. Pakaian yang belakangan ini ramai terjual berupa fashion wanita. Beberapa hari terakhir ia harus menambah restock pakaiannya dengan jumlah lebih banyak.

“Setiap tahun, pasti ramai. Karena semua orang sedang ingin memeriahkan lebaran dengan baju baru,” jelas Mas Faruq, begitu ia dipanggil.

Sementara itu, Fadil, salah satu pembeli mengatakan, pakaian yang ia beli di toko baju itu, untuk kebutuhan dan persiapan lebaran. Sudah selayaknya pakaian baru itu dipakai waktu lebaran. “Sudah menjadi tradisi rasanya juga. Lebaran pakek baju baru,” ungkap warga Desa Tiris, Kabupaten Probolinggo itu. (*)