TIMES JATIM, JAKARTA – Dr R Soeharto diusulkan menjadi Pahlawan Nasional atas perjuangan dan pengabdiannya di berbagai era yang melebihi tugas utamanya sebagai dokter pribadi/kepresidenan Soekarno dan Hatta.
Dilansir dari keterangan tertulis, pria kelahiran Tegalgondo Klaten Jawa Tengah ini merupakan Kepala Bagian Kesehatan Pusat Tenaga Rakyat (Poetra) di bawah pimpinan empat serangkai yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansyur sejak tahun 1944.
Sebagai seorang dokter, Dr R Soeharto selalu menyertai Bung Karno dan Bung Hatta dalam pertemuan penting seperti bertemu Panglima Kaigun Laksamana Yaichiro Shibata dan Marsekal Terauchi dalam rangka dilantiknya Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Ketua dan Wakil Ketua Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Agustus 1945.
Pria yang memiliki klinik di jalan Kramat 128 yang sekarang sudah menjadi Rumah Sakit 128 ini juga memfasilitasi pertemuan rahasia Bung Karno di kliniknya.
"Berbahaya atau tidak, namun aku tetap mengadakan hubungan rahasia dengan gerakan bawah. Kadang-kadang jauh tengah malam pada waktu sudah menutup pintunya, aku mengadakan pembicaraan di klinik Suharto," dikutip dari Buku 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia' pada Selasa (22/2/2022).
dilansir dari keterangan tertulisnya, Dr R Soeharto mampu mengatasi krisis kesehatan Bung Karno yang terkena serangan demam jelang Proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945 lalu.
Usai kemerdekaan Indonesia, Dr R Soeharto diangkat sebagai pengurus pusat Bank Indonesia yang diketuai oleh Bung Hatta pada 9 Oktober 1945 dan kini telah berkembang menjadi Bank Negara Indonesia (BNI) 1946.
Pada tahun 1946, Dr R Soeharto mengikuti Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta pindah ke Yogyakarta dan menjadi Kepala Administrasi Militer Pusat Pertahanan Kementerian Pertahanan di Yogyakarta serta bekerjasama erat dengan Panglima Besar Soedirman.
Tidak hanya itu, Dr R Soeharto juga aktif dalam pendirian universitas pertama milik Republik Indonesia yaitu Universitas Gajah Mada dan menduduki jabatan Bendahara Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang diketuai oleh Mr. Budiarto dengan dewan kurator Sri Sultan Hamengkubuwono dan Ki Hajar Dewantara.
Ditahun 1950, Dr R Soeharto diangkat sebagai Ketua Tim Dokter Presiden Soekarno dan hampir mengikuti semua perjalanan dalam negeri maupun luar negeri Presiden Soekarno. Ditahun yang sama Dr R Soeharto memprakarsai pendirian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan kata "ikatan" dalam IDI adalah usulnya.
Pada tahun 1957, Dr R Soeharto ditugaskan menjadi Anggota Staf Ahli Front Pembebasan Irian Jaya dan kembali memprakarsai pendirian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang hingga kini masih tetap eksis.
Atas usaha dan dedikasinya, Dr R Soeharto diangkat sebagai Menteri Muda Perindustrian Rakyat kemudian menjadi Menteri Perindustrian Rakyat dan Menteri Perdagangan di tahun 1962. Ditahun yang sama, dirinya ditugaskan oleh Bung Karno membangun Sarinah dan menjabat sebagai Direktur Utama PT Departemen Store Sarinah.
Pada tahun 1964, Dr R Soeharto dipercaya sebagai Menteri Koordinator Urusan Perencanaan Pembangunan Nasional hingga menjadi Menteri Koordinator urusan Keuangan di tahun 1966.
Dr R Soeharto pensiun menjadi Menteri pada 3 Oktober 1966 dan kembali dipercaya sebagai Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara serta Wakil Bendahara Panitia Monumen Nasional dan Masjid Istiqlal di tahun yang sama.
Dr R Soeharto diberhentikan dengan hormat sebagai tim dokter pribadi Bung Karno pada 23 Agustus 1967 oleh Pejabat Presiden Republik Indonesia Jenderal TNI Soeharto dan melanjutkan profesi dokternya dengan membuka praktik hingga tahun 1978 memutuskan pensiun dari praktik dokternya di usia 70 tahun dan dalam keadaan cukup sehat.
Dr R Soeharto selanjutnya menghabiskan waktunya dengan aktif di berbagai organisasi profesi dan sosial serta aktif menulis artikel disurat kabar hingga tutup usia pada 30 November 2000 dengan pangkat kemiliteran sebagai Mayor Jenderal Kehormatan.
Ia dimakamkan secara militer di TPU Tanah Kusir bersebelahan dengan makam Istrinya Sinta Soeharto dan Buya Hamka serta dekat dengan makam Bung Hatta.
Kini, anak-anak dari Almarhum Dr R Soeharto tengah berupaya mengusulkan ayahandanya menjadi Pahlawan Nasional yang bertujuan dapat menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat dan menginspirasi banyak pihak terutama generasi muda untuk menghargai sejarah dan bersemangat dalam membangun dan memajukan Indonesia. (*)
Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
Editor | : Ronny Wicaksono |