TIMES JATIM, SURABAYA – Bencana alam di Sumatra yang terjadi beberapa waktu lalu menyisakan luka mendalam bagi banyak keluarga, termasuk keluarga salah seorang mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Medina Azzahra.
Gadis asal Medan, Sumatera Utara, ini harus menelan kekhawatiran luar biasa saat keluarganya terjebak dalam banjir bandang yang tak terduga. Namun, di tengah keterpurukan, uluran tangan Unesa melalui beasiswa hadir sebagai cahaya harapan.
Medina, mahasiswi asal Medan Labuhan, sebuah kecamatan di pinggiran Kota Medan yang lokasinya berdekatan dengan laut, menjadikannya daerah yang riskan terhadap banjir.
Ia menceritakan, bencana yang terjadi setelah hujan deras tak henti mengguyur selama kurang lebih lima hari. Pada malam tanggal 26 November, kondisi air di luar rumahnya mencapai ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Kondisi banjir di luar rumah ketika itu mencapai seleher, yang mana biasanya enggak pernah setinggi itu," ceritanya menahan sesak, Senin (8/12/2025).
Kekhawatiran Medina memuncak ketika ia sempat kehilangan kontak dengan kedua orang tuanya selama tiga hari. Apalagi, ayahnya diketahui sedang sakit dan orang tuanya sudah mulai rentan.
"Untuk kondisi orang tua sendiri Alhamdulillah selamat, meskipun sempat tiga hari hilang kontak," ujarnya.
Banyak warga di daerahnya kebingungan mencari tempat mengungsi. Mereka yang tidak bisa ke tempat yang lebih tinggi, mencari pertolongan ke musala terdekat, namun air sudah mencapai mata kaki. Syukurlah, orang tua Medina berhasil mengungsi ke tempat saudara yang berada di dataran yang sedikit lebih tinggi.
Meskipun rumah Medina relatif aman dari kerusakan struktur, beberapa harta benda dan furnitur sudah tidak bisa diselamatkan. Namun, baginya, keselamatan orang tua adalah yang paling utama.
Di tengah kondisi psikologis yang terpukul, Unesa hadir membawa bantuan, seolah tak ingin membiarkan anak didiknya menghadapinya sendiri. Melalui program peduli bencana, Medina mendapatkan bantuan beasiswa dari Unesa. Bantuan ini tak hanya meringankan beban finansial keluarga, tetapi juga menjadi dukungan moral yang sangat berharga bagi Medina untuk bisa terus fokus menyelesaikan studinya.
"Dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian, doa, bantuan, serta dukungan moral kepada korban yang terkena dampak," ucap Medina penuh haru.
Ia berharap agar perhatian terhadap korban bencana di Sumatra, khususnya mereka yang masih kesulitan akses di Aceh, tidak luntur.
"Di sini yang paling buat saya sedih adalah beberapa warga Sumatra lain yang masih meminta pertolongan, terutama di bagian Aceh. Mereka masih tidak bisa makan, tidak bisa mendapatkan akses ataupun internet lainnya. Sampai sekarang masih memohon pertolongan," tutup Medina, menyuarakan suara para korban.
Kisah mahasiswi Sastra Indonesia ini adalah bukti, bahwa gotong royong dan kepedulian institusi pendidikan seperti Unesa mampu menjadi pilar kekuatan bagi mahasiswanya untuk bangkit dan menatap masa depan, bahkan setelah diterpa cobaan bencana yang berat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Kisah Haru Mahasiswi Unesa yang Sempat Hilang Kontak Keluarga saat Banjir Menerjang Medan
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Deasy Mayasari |