https://jatim.times.co.id/
Berita

Rayakan Harlah ke-98 NU, Lesbumi Jember Gelar Kenduri Budaya

Minggu, 28 Februari 2021 - 22:58
Rayakan Harlah ke-98 NU, Lesbumi Jember Gelar Kenduri Budaya Wakil Ketua Tanfidziyah PC NU Jember, Gus Robith Qoshidi Lc (tiga dari kanan) bersama para pemantik dan pengurus Lesbumi Jember usai acara. (Foto: Lesbumi Jember for TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, JEMBER – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PC NU Jember punya cara tersendiri untuk merayakan peringatan Harlah ke-98 NU. Lembaga kebudayaan warga nahdliyin ini menggelar diskusi budaya dengan tema yang terbilang cukup unik pada hari Minggu (28/2/2021) di Aula PCNU Jember.

Diskusi bertajuk Kenduri Budaya itu mengusung tema “Sains, Sastra dan Pesantren”.

Penggabungan ketiganya menjadi satu itu, menurut Ketua Lesbumi Jember, Siswanto karena sains tidak melulu soal ilmu pengetahuan.

Pengalaman-pengalaman empirik juga merupakan bagian dari sains.

PC-NU-Jember-v.jpgSuasana Kenduri Budaya yang digelar Lesbumi Jember dalam rangka Harlah ke-98 NU. (Foto: Lesbumi Jember for TIMES Indonesia)

"Seorang sastrawan pasti bersinggungan dengan pengalaman empirik sehingga bisa membaca sebuah realitas sosial. Nah, realitas inilah yang kemudian ditulis dalam bentuk sastra," ujar Siswanto, kepada TIMES Indonesia. 

Tema tersebut juga berangkat dari dua buku karya dua pengurus Lesbumi Jember.

Yaitu buku kumpulan puisi berjudul “Pesan Laut Kepada Perahu” karya Muhammad Lefand dan kumpulan cerpen “Lelaki Ketujuh” karya Fandrik Ahmad.

Garis merah dari kedua karya sastra tersebut adalah sama-sama mengusung kearifan lokal masyarakat Madura.

Selain Lefand dan dan Fandrik, diskusi juga menghadirkan tiga pakar sebagai pemantik. Mereka adalah Gus Robith Qoshidi, Lc. (pengasuh Ponpes Nurul Islam Antirogo),; Dr. Akhmad Taufiq, (dosen Sastra Indonesia FKIP Unej), dan Ali Ibnu Anwar (penyair nasional). 

Menurut Gus Robith, sastra mampu beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan sains, baik pada tataran isi, tematik maupun produksi.

Karena itu, kalangan pesantren bisa mengambil peran strategis tersebut.

PC NU Jember bDr Akhmad Taufiq (kiri) salah satu pemantik diskusi menerima tumpeng dari Lesbumi Jember. (Foto: Lesbumi Jember for TIMES Indonesia)

“Sejak dulu, sastra telah menjadi bagian dari sains. Banyak ilmuwan yang telah melakukan kajian mendalam bahwa dongeng maupun mitos ternyata memiliki fungsi khusus dalam membentuk peradaban," ujar alumnus Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Mesir ini. 

Sementara itu, Akhmad Taufiq, menyinggung fenomena science fiction yang mewarnai jagat kesusastraan Indonesia.

Menurutnya, karya Fandrik dan Lefand merupakan hasil kerja etnografi terhadap kebudayaan Madura. 

“Terdapat proses interkultural dari dua karya ini. Dan yang menarik berhasil menyajikan realisme magis yang apik,” ujar pria yang juga Wakil Ketua PC NU Jember ini. 

Sedangkan penyair nasional Ali Ibnu Anwar menjabarkan secara mendasar peran sastra dalam zaman jahiliyah.

Yakni ketika terjadi konflik politik waktu itu maka sastra menjadi media dalam berdiplomasi.

"Inilah bukti bahwa sastra bisa masuk ke ranah apa pun. Tidak hanya sains, termasuk juga politik," ungkap Ali. 

Sebelum acara diskusi, dilakukan pemotongan tumpeng bersama dalam rangka memperingati Harlah ke-98 NU. Gus Robith mengaku senang dapat menjadi bagian dari acara Lesbumi. Dengan sedikit berdiplomasi, Wakil Tanfidziyah PCNU Jember mengatakan bahwa Lesbumi Jember kini benar-benar 'membumi', dalam arti semakin kreatif dan inovatif dalam berkebudayan. "Semoga dapat menjadi contoh bagi lembaga yang lain," pungkasnya. (*)

Pewarta : Muhammad Faizin AP
Editor : Dody Bayu Prasetyo
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.