TIMES JATIM, BONDOWOSO – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di perusahaan triplek, PT. Indah Karya menunggak iuran BPJS Kesehatan. Tunggakan premi tersebut senilai Rp500 juta.

Kepala BPJS Kesehatan Bondowoso, Edy Agus Riyanto mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan agar perusahaan tersebut bisa melunasi tunggakan. Pihak BPJS bahkan menawarkan opsi pembayaran dengan cara dicicil setiap bulan oleh PT. Indah Karya.

"Kita sudah melakukan mediasi dengan pihak manajemen tapi sampai hari ini belum ada kejelasan," paparnya.

Meskipun telah ditawarkan opsi pembayaran dengan cara mencicil. Tetapi pihak perusahaan belum juga membayar.

Pihaknya, lanjut Edy, selalu melakukan tagihan ke pihak manajemen perusahaan yang ada di Desa Pekauman Kecamatan Grujugan itu. "Yang jelas tiap bulan kita mengirim tagihan ke pihak manajemen," ujarnya.

Tak hanya itu, BPJS juga melakukan mediasi dengan induk perusahaan tersebut di Bandung. Tetapi tetap tidak menemukan hasil.

Rencananya akan digelar zoom meeting dengan Indah Karya yang di Bandung. Tapi sampai hari ini belum mendapatkan jadwal untuk rencana tersebut.

Sebagai langkah tegas, BPJS telah bekerjasama dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat untuk menagih tunggakan tersebut.

Kasi Perdata Dan Tata Usaha Negara (Datun), Kejari Bondowoso, Firman Siregar mengatakan, total ada 32 perusahaan yang menunggak iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

Namun tunggakan iuran BPJS terbesar adalah BUMN PT. Indah Karya. Alasannya karena mengalami penurunan omset akibat pandemi Covid-19. "Sehingga menunggak iuran BPJS selama dua tahun," imbuhnya. (*)