TIMES JATIM, SURABAYA – PT Indo Coco Paradiso berhasil meraih penghargaan sebagai "Best Perfomance Bussiness 2022" yang diselenggarakan oleh AchiementMagz di Hotel Shangri-La Surabaya.
Penghargaan tersebut diraih atas kiprah perusahaan dalam memanfaatkan potensi serabut kelapa di Indonesia hingga memiliki nilai jual tinggi di luar negeri.
Menurut data tahun 2020 periode Januari-April, ekspor serabut kelapa mencapai 1,5 ribu ton senilai Rp 8 miliar dengan negara tujuan terbanyak adalah Cina.
Kemudian diikuti pelanggan pasar global lain yakni negara Jepang, Korea Selatan, Sri Lanka hingga Jerman.
Founder PT Indo Coco Paradiso, Supriyati menyampaikan bahwa serabut kelapa, memiliki potensi besar di pasar internasional, salah satunya Jerman.
Menurutnya, sejumlah perusahaan otomotif di Jerman justru menggunakan sabut kelapa sebagai salah satu bahan baku alami untuk jok mobil. Supriyati juga sedang mempersiapkan perusahaannya untuk ikut pameran art craft di Jerman pada bulan Juni.
"Indonesia itu kaya, bahkan serabut kelapa yang sebenarnya limbah disini, justru punya nilai jual di luar negeri," kata Supriyati usai menerima penghargaan sebagai "Best Perfomance Bussiness 2022" yang diselenggarakan oleh AchiementMagz di Hotel Shangri-La Surabaya, Selasa (1/3/2022).
Perempuan yang juga dikenal sebagai seorang seniman tersebut menambahkan, membangun perusahaan bukan hanya membangun pabrik dan segala elemen pendukungnya.
Namun lebih penting juga membangun kesadaran bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat berpotensi untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai tinggi di luar negeri. Seperti produk serabut kelapa dan kerajinan tangan ( handycraft) .
"Menjual dan memamerkan handycraft bukan sekedar menjual produk, tetapi lebih memperkenalkan budaya, kreativitas dan lokal spirit kita dalam mengekplorasi sumber daya alam kita untuk menghasilkan karya cipta yang mempunyai nilai tersendiri di luar negeri," tambah dia.
PT Indo Coco Paradiso merupakan salah satu perusahaan eksportir produk turunan kelapa seperti serabut kelapa (coco fiber) sebagai bahan alami untuk spring bed dan jok mobil.
Kemudian serbuk kulit kelapa (coco peat) sebagai media tanam pengganti tanah yang dapat menyimpan oksigen dan air dan coco bristle untuk kuas dan fungsi lainnya diekspor ke Cina, Jepang dan Eropa.
Termasuk juga berbagai kerajinan tangan, alat musik tradisi , produk dari kain batik yang sedang dipersiapkan untuk acara pameran seni dan kerajinan tangan di Jerman pada awal Juni tahun ini.
"Semoga ini bisa menjadi jembatan dengan pemerintah, agar menjadi sebuah alternatif untuk membantu kelancaran komoditas ekspor kita kedepannya," kata Founder PT Indo Coco. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |