TIMES JATIM, NGAWI – Selalu berfikir positif dan tekun dalam berusaha bisa menjadi salah satu jalan untuk menggapai keinginan. Seperti halnya cerita pemuda asal Ngawi Alexandro Tatim, yang berhasil lulus seleksi calon bintara polisi lewat jalur prestasi.
Sandro, demikian pemuda berdarah Nusa Tenggara Timur itu sering dipanggil. Keseharian alumni SMA N 1 Ngawi ini memang berjualan roti bakar. Terhitung sudah dua tahun ini, pemuda yang juga peraih medali perak cabang olahraga tinju pada Porprov Jatim kemarin mengisi hari dengan berjualan roti bakar.
"Sehari-hari jualan roti bakar, sama latihan tinju. Kurang lebih sudah berjalan 2 tahun ini jualan roti bakar," kata Alexandro Tatim kepada TIMES Indonesia, pada Minggu (25/12/2022).
Mengisi waktu selepas lulus SMA, Alexandro Tatim berjualan roti bakar. (FOTO: ESaputra For TIMES Indonesia)
Berjualan roti bakar memang harus dia lakukan. Orang tuanya, sejak 2019 lalu sudah kembali ke kampung halaman di Atambua, NTT. Praktis, segala kebutuhan hidup harus dia tanggung secara sendiri. Alexandro Tatim mengaku ingin hidup mandiri, tanpa harus bergantung terus menerus pada orang tuanya.
Diketahui, keluarga Sandro merupakan perantau asal Nusa Tenggara Timur. Sudah sejak lama mencari hidup di Kabupaten Ngawi. Sandro sendiri juga lahir di Kabupaten Ngawi. Namun, sejak 3 tahun lalu orang tua Sandro dan dua orang saudaranya sudah kembali ke Atambua. Saat ini dia tinggal bersama dengan saudara tertuanya yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMA negeri di Kabupaten Ngawi.
"Tahun 2019 orang tua saya pulang ke NTT, dan saya berfikir, tidak mungkin terus-terusan minta sama orang tua," ucap Sandro.
Sandro mengaku, modal buka usaha roti bakar dari bonus-bonus menang tinju. Bonus yang dia dapatkan dari bertanding tinju dia tabung. Setelah dirasa cukup, Sandro mulai berjualan roti bakar di sekitar Perumnas Prandon Ngawi.
Sebagai pemuda yang baru mengenal usaha, semangat Alexandro Tatim tidak bisa dianggap remeh. Dia sadar akan pasang surut di dunia usaha. Namun demikian, dia tetap yakin dengan kuasa Tuhan. Keyakinan itulah yang membuat dia tetap bertahan, menjalani usaha roti bakarnya.
"Tidak mesti. Kalau ramai sehari bisa dapat ratusan ribu. Ketika sepi, penghasilan bisa dibawah Rp100 ribu. Tetapi saya tetap bersyukur bisa berjalan lancar, dan bisa mencukupi kebutuhan saya," ujarnya.
Berasal dari Keluarga Atlet
Alexandro Tatim diketahui sebagai salah satu atlet tinju Kabupaten Ngawi. Proses mengenal dunia olahraga juga tidak terlepas dari peran keluarga. Sandro mengaku berasal dari keluarga yang eksis sebagai atlet. Saat perhelatan olahraga tingkat Provinsi Jawa Timur, Porprov Jatim beberapa waktu lalu, Sandro berhasil meraih medali perak pada cabang olahraga tinju.
Sandro diketahui anak ketiga dari 4 saudara. Kedua orang tuanya disebut Sandro juga eksis sebagai atlet pada masanya. Khusus untuk tinju, motivasi terbesar Sandro berasal dari keponakan dan kakak nomor dua yang juga aktif sebagai petinju.
"Mulai tinju sejak kelas 5 SD. Kebetulan kakak keponakan dan kakak kedua saya juga petinju. Akhirnya saya ngikut. Pertama kali juara tinju kelas 5 SD saat bertanding di Malang. Setelah itu saya semakin terpacu untuk lebih semangat lagi latihan," ujar Sandro.
Alexandro Tatim sudah berlatih tinju di Sasana Soerjo Ngawi sejak duduk di bangku SD.
Lolos Seleksi Bintara Polisi dari Jalur Prestasi
Alexandro Tatim saat berlaga di ring tinju. (FOTO: ESaputra for TIMES Indonesia)
Berbekal sertifikat juara tinju pada ajang Porprov Jatim beberapa waktu lalu, Alexandro Tatim memberanikan diri mendaftar seleksi bintara polisi dari jalur prestasi. Pada mulanya, Sandro mengaku sempat ragu. Apalagi, pada seleksi tahun 2022 ini, merupakan batas usia terakhir dirinya bisa mendaftar polisi.
Di samping itu, pendaftaran tahun 2022 ini merupakan kali kedua Sandro mendaftar. Tepat 7 hari sebelum pendaftaran ditutup, Sandro mengaku mulai meyakinkan diri untuk lanjut mendaftar. Segala keperluan dipersiapkan dengan waktu yang cukup terbatas.
"Tuhan itu baik banget, berkas yang diperlukan dapat terkumpul dalam waktu cepat. Setelah dari Polres Ngawi, kemudian langsung berangkat ke Polda Jatim. Selama satu bulan lebih melaksanakan tes seleksi di sana," ujarnya.
Setelah melewati serangkaian proses seleksi, kabar baik itu diterima. Alexandro Tatim lolos seleksi bintara polisi dan akan mengikuti pendidikan pada tahun 2023 mendatang. Dia mengaku masih tidak percaya atas capaian itu.
"Sampai sekarang saya masih tidak mengira. Karena memang jujur saya dari keluarga yang tidak mampu, hanya penjual roti bakar. Tapi Tuhan itu maha baik. Keluarga saya di NTT juga bersyukur sekali mendapatkan kabar saya lolos seleksi bintara polisi," ucap Sandro.
Alexandro Tatim menyampaikan pesan motivasi untuk pemuda-pemuda Ngawi agar tidak putus semangat menggapai cita. Menurutnya, untuk mencapai keinginan tidak mesti di latar belakangi keluarga yang sudah mapan. Tetapi mental, usaha keras, dan percaya penuh pada kuasa Tuhan juga berpengaruh pada terwujudnya keinginan.
"Harus percaya diri, selalu andalkan Tuhan setiap melangkah, yakin pada usaha kita, dan selalu berfikir positif," papar Alexandro Tatim.
Sementara itu, Didit Koko Nugroho, pelatih tinju Alexandro Tatim di Sasana Soerjo Ngawi mengaku merasa bangga atas kabar lolos seleksi anak didiknya sebagai calon bintara polisi. Pria yang kerap disapa Koko itu mengaku cukup mengenal dekat dengan Alexandro Tatim, dan prosesnya selama berlatih tinju.
"Sebagai pembina, pelatih, kakak, di Sasana Soerjo cukup bangga bisa mengantarkan Sandro meraih cita-citanya. Semoga raihan ini bisa menjadi berkahnya, dan saya berharap Sandro bisa bermanfaat untuk orang banyak," papar Koko, pelatih tinju Alexandro Tatim.(*)
Pewarta | : Muhammad Miftakul Falakh |
Editor | : Faizal R Arief |