TIMES JATIM, PROBOLINGGO – Banyak warga masyarakat di Kota Probolinggo, Jawa Timur, mempertanyakan ditutupnya Museum Rasulullah, yang belakangan ini menjadi perbincangan. Dan kenapa artefak Rasulullah dan Sahabat, itu dibawa ke Jakarta.
Dari keterangan yanga didapat TIMES Indonesia. Kenapa Museum Rasulullah, itu ditutup dan artefaknya dibawa ke Jakarta? Museum Rasulullah, yang berada di Jalan Suroyo, kota setempat itu ditutup karena menurut pihak pengelola terus mengalami kerugian karena pemasukan terus menurun.
“Dengan berat hati, Museum Rasulullah di Kota Probolinggo terpaksa kami tutup. Dan memang benar, artefaknya juga telah dibawa ke Jakarta. Pengunjungnya sepi,” ungkap pengelola Museum Rasulullah,Tjoe Yudhis Gatri, Selasa (20/09/22) lalu.
“Barang-barang telah kami bawa ke Jakarta. Mengenai kabar artefak itu dibawa ke Surabaya atau ke Jogjakarta, itu tidak benar. Semua barangnya sudah ada di Jakarta,” kata dia.
Yudhis mengaku, ditutupnya Museum Rasulullah, karena dirinya tidak ingin terus-terusan merugi. ”Mau gimana lagi. Daripada merugi terus, terpaksa harus pindah tempat,” katanya.
Berdasarkan data yang didapat, jumlah kunjungan ke Museum Rasulullah dalam jangka waktu setahun sebanyak 15.632 pengunjung
Sepanjang 2021, PT. FED yang mengelola Museum Rasulullah melaporkan pendapatan dari penjualan tiket sebesar Rp 781.600.000.
Dengan harga tiket sebesar Rp 50 ribu/orang, jumlah pengunjung museum yang menyimpan artefak Rasulullah dan sahabat itu dapat diketahui. Sedikitnya, 15.632 wisatawan dari berbagai daerah berkunjung ke Museum Rasulullah di Kota Probolinggo sepanjang 2021. Atau 1.303 wisatawan per bulan.
Museum Rasulullah, dibuka bertepatan dengan Peringatan Hari Santri Nasional 2020 silam. Dengan harapan, masyarakat Probolinggo dan sekitarnya, tidak perlu lagi ke luar kota, untuk berwisata. Mengingat saat itu Pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Kabid Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo, Sardi, saat dikonfirmasi wartawan, mengaku kaget dengan kabar tutupnya Museum Rasulullah tersebut. Pihaknya bahkan baru mengetahui kabar penutupan ini dari media sosial serta rekan wartawan.
Suasan Museum Rasulullah setelah resmi ditutup.(Foto: Ryan H/TIMES Indonesia)
"Untuk penutupan Museum Rasulullah, awalnya pihaknya tidak diberitahu oleh pihak pengelolanya, baru tahu dari medsos kalau museum ditutup sementara," kata Sardi, Kamis (22/9/2022).
Dia menyayangkan penutupan museum itu dilakukan di medsos. Seharusnya pihaknya mendapat pemberitahuan secara tertulis, menginagat perjanjian awal juga secara tertulis.
Diberitakan sebelumnya, Museum Rasulullah di Kota Probolinggo, Jawa Timur, tak berusia panjang. Dibuka pada 23 Oktober 2020, museum yang mengoleksi benda peninggalan Nabi dan sahabatnya itu ditutup pada pertengahan September 2022.
Pengelola menyebut, Museum Rasulullah terpaksa ditutup karena sepi pengunjung dan pendapatan dari penjualan tiket terus menurun. Bahkan pengelola menyebut sampai rugi.
Sejak ditutup, koleksi Museum Rasulullah yang sebelumnya ada di Kota Probolinggo, kini telah berada di Jakarta. Selanjutnya akan diserahkan ke pemiliknya, Profesor Abdul Manan Embong, dari GW (Galeri Warisan) MAR, Malaysia.(*)
Pewarta | : Dicko W |
Editor | : Muhammad Iqbal |