https://jatim.times.co.id/
Berita

Menolak Lupa, Tragedi G30S PKI di Cemetuk Banyuwangi

Senin, 30 September 2024 - 15:26
Menolak Lupa, Tragedi G30S PKI di Cemetuk Banyuwangi Monumen Pancasila Jaya Lubang Buaya Cemetuk Banyuwangi. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)

TIMES JATIM, BANYUWANGI – Menolak lupa tragedi yang membekas hingga kini. Bertepatan pada tanggal 30 September 2024 rakyat Banyuwangi kembali mengingat duka mendalam atas musibah 18 Oktober 1965 pembunuhan massal oleh PKI (Partai Komunis Indonesia)  erhadap 62 Pemuda Ansor di Cemetuk Banyuwangi.

Pada akhir September 1965, Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang terdampak oleh aksi brutal G30S PKI. Gerakan ini tidak hanya mengincar tokoh-tokoh militer dan pemerintah, tetapi juga menyasar ulama, tokoh masyarakat, dan warga sipil yang dianggap sebagai ancaman terhadap ideologi komunis.

Salah satu titik yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI adalah Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, menjadi saksi banyak warga yang dibunuh dan dimakamkan secara massal. 

Adanya jejak sejarah PKI di Dusun Cemetuk. Diceritakan dalam sebuah buku yang berjudul "Selayang Pandang Perang Kemerdekaan di Bumi Blambangan" karya Sri Adi Oetomo, dalam bukunya dikisahkan pada tahun 1947 PKI sudah mengakar di Banyuwangi selatan, dan Dusun Cemetuk menjadi basis yang kuat bagi perkembangan organisasi berlambang palu arit ini.

Dalam catatan pembunuhan masal terhadap 62 pemuda Ansor itu terjadi pada tanggal 18 Oktober 1965 silam. Tragedi berdarah ini berawal dari rangkaian peristiwa yang terjadi pada tahun 1965. Tepatnya usai peristiwa Pemberontakan G30S PKI di Jakarta.

Awal mula petaka dimulai pada 12 Oktober 1965, Pemuda Rakyat dari PKI melakukan penyekapan terhadap 28 orang anggota PNI dan Pemuda Demokrat yang sedang melakukan rapat,

Dan puncak tragedi terjadi pada 18 Oktober 1965. Kala itu rombongan Pemuda Ansor dari Kecamatan Muncar hendak bepergian ke Kecamatan Kalibaru dengan membawa 3 Truk. Namun saat rombongan berada di Karangasem atau yang saat ini berubah nama menjadi Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran mereka dihadang oleh orang-orang PKI.

Saat itu rombongan dipimpin oleh warga Nahdlatul Ulama, termasuk Ansor, yaitu Salamin, Riffaki tersebut dibawa dan dikumpulkan di Cemetuk untuk dihabisi, yang kemudian Jasad mereka ditumpuk di tiga lubang sebagai pemakaman massal. 

Peristiwa ini ditandai dengan adanya tiga lubang yaitu satu lubang berukuran 2 x 7 meter menampung 42 jenazah, dan dua lubang lain berukuran 2 x 3 meter masing-masing berisi 10 jenazah yang kini dikenal sebagai Lubang Buaya Cemetuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi.

Pada 21 Oktober 1965 penumpasan sisa-sisa gerombolan PKI yang ada di dusun Cemetuk yang dikomandoi oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Untuk mengenang para korban dan sebagai pengingat bagi generasi muda, Ansor Banyuwangi setiap tanggal 1 Oktober mengadakan acara peringatan apel hari kesaktian pancasila dan tragedi G30S PKI. Acara ini diisi dengan doa bersama, dan tabur bunga di makam massal. 

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Cluring, Aris Riyanto dalam momen bersejarah 30 September ini, mengatakan jika tragedi pembantaian warga Ansor di Cemetuk itu, bisa menjadi sebuah pelajaran.

Sejarah, masih Aris sapaan akrabnya, terjadinya G 30 S/PKI ini bisa menjadi tonggak perjuangan bangsa.

"Kami ingin generasi muda tahu bahwa sejarah ini penting untuk dipelajari agar tidak terulang kembali," ujar pria domisili Dusun Tanjungrejo, Desa Sembulung, Kecamatan Cluring, itu, Senin (30/09/2024).

“Kita adakan dooa bersama untuk mendoakan arwah para syuhada yg telah gugur pada peristiwa tersebut agar mendapat maghfiroh dari Allah SWT,” tambahnya. (*)

 

Pewarta : Muhammad Ikromil Aufa 

Editor : 

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jatim just now

Welcome to TIMES Jatim

TIMES Jatim is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.