TIMES JATIM, PACITAN – Guna mencegah pernikahan dini, Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur saat ini tengah menggodok draft atau modul sex education berbasis muatan lokal yang rencananya bakal dimasukkan ke dalam jam pelajaran, mulai tingkat SD hingga SMP.
Menurut Kepala Dindik Pacitan, Budiyanto, pelajaran tersebut penting disampaikan mengingat masih banyaknya pernikahan dini di Pacitan.
Sesuai data yang dicatat oleh Pengadilan Agama Pacitan, permintaan dispensasi kawin pada tahun 2022 lalu sebanyak 308 perkara, 214 diantaranya merupakan tamatan SMP. Selebihnya lulusan SMA bahkan ada juga hanya tamat SD. Dari sekian kasus nikah dini didominasi oleh anak perempuan.
Pihaknya juga sudah membicarakan persiapannya dengan Dinas PPPA setempat. "Terkait bagaimana mengupayakan pembatasan pernikahan anak di bawah umur, seperti siswa SD dan SMP ini penting dikenalkan dengan pendidikan seks," katanya terkait rencana pelajaran sex education, Jumat (24/3/2023).
Namun demikian, Budi mengungkapkan, untuk mewujudkan itu semua, bukan merupakan hal yang mudah, melainkan butuh pembahasan dan masukan dari beberapa pihak dalam rangka untuk materi persiapan pembuatan modulnya sampai dengan mekanisme pengajaran sex education.
"Jadi, ini masih wacana dan tentu saja sudah kami koordinasikan secara intensif antara Kepala Dinas PPKB PPPA yang saat ini sifatnya emergency," terangnya.
Selain itu, pihaknya optimistis, wacana pengenalan pendidikan seks atau sex education kepada siswa bisa mengatasi persoalan pernikahan dini. Sedangkan saat ini angka putus sekolah tetap menjadi salah satu pemicu orang tua segera menikahkan anaknya.
"Jika tidak dikelola dengan baik, bagaimana wajah Pacitan masa depan kalau anak-anak banyak yang nikah di bawah umur? Nanti setelah dikenalkan, bisa dilihat dampak setelahnya bagaimana," jelas Budiyanto terkait pentingnya pelajaran sex education.
Meski dispensasi nikah setahun belakangan ini cenderung menurun jika dibandingkan 2021 lalu, yakni mencapai 370 perkara, di sisi lain putus sekolah masih menjadi salah satu instrumen penyebab pernikahan dini. Oleh sebab itu, draft dan modul sex education yang tengah digodok oleh Dinas Pendidikan Pacitan diklaim bisa menjadi solusi. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Bambang H Irwanto |