TIMES JATIM, PACITAN – Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Pacitan kembali memicu bencana tanah longsor.
Kali ini, rumah milik Daniel Widiantoro, warga RT 01/RW 05 Dusun Tegal, Desa Mangunharjo, Kecamatan Arjosari, hampir ambles akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut sepekan terakhir.
Daniel menceritakan bahwa peristiwa tanah longsor tersebut sejatinya terjadi pada 19 November 2024. Ia sempat berupaya menutup lokasi longsor dengan terpal darurat, namun intensitas hujan yang terus-menerus memperburuk kondisi tanah di sekitar rumahnya.
"Tanahnya ambles dan longsor tanggal 19 November 2024. Awalnya saya tutup pakai terpal darurat, tapi karena hujan terus-menerus, longsornya malah makin parah. Sekarang jarak teras rumah dengan longsoran tinggal dua meter saja," kata Daniel, Jumat (29/11/2024).
Beruntung, meski tak ada kerugian materiil yang signifikan, kondisi ini menimbulkan trauma psikologis bagi keluarga Daniel. Ia mengaku selalu waswas setiap kali hujan turun, terutama karena posisi rumahnya yang berdekatan dengan tebing tinggi.
"Sebetulnya kerugian materi nggak ada, cuma secara psikis terasa banget. Jadi takut tiap kali hujan, karena posisi longsornya dekat sekali dengan rumah. Kalau hujan deras, keluarga kami pasti mengungsi ke kamar belakang karena bagian depan dan samping rumah menghadap langsung ke tebing," lanjutnya.
Sebagai langkah darurat, relawan Santri Petarung Romantis (SPR) membantu Daniel dengan memasang sesek bambu pada talud depan rumahnya untuk sementara waktu.
"Kalau sudah ada rezeki dan bisa beli tanah di bawah maunya pindah, tapi pelan-pelan," pungkasnya.
Pacitan memang dikenal sebagai wilayah rawan longsor, terutama di musim hujan. Struktur tanah yang labil dan topografi yang berbukit membuat beberapa wilayahnya rentan mengalami pergerakan tanah.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mengimbau warga Kabupaten Pacitan untuk segera melaporkan jika ada tanda-tanda tanah longsor. Pihaknya juga telah menyiapkan langkah antisipasi berupa bantuan logistik darurat dan evakuasi jika kondisi memburuk. (*)
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |